Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Perjalanan Menuju Kampus Tercinta
2 November 2022 22:02 WIB
Tulisan dari Hilwa Tsamarah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampus adalah tempat dimana para mahasiswa menuntut ilmu termasuk aku. Pada hari selasa, semester yang lalu di jadwal kan untuk UTS praktek bercerita. Setiap hari aku selalu ke kampus menggunakan motor dan transportasi umum yaitu bus. Motor yang aku bawa dititipkan ke parkiran umum. Perjalanan dari rumahku menuju kampus jaraknya lumayan jauh, apalagi jika ditambah macet akan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk sampai di kampus. Hal itu membuat bosan dan kesal, namun itulah perjuangan meraih kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Sebelum aku berangkat ke kampus tidak lupa aku sarapan. Sarapanku belum bisa dikatakan sarapan, karena aku hanya memakan dua sendok makan nasi beserta lauk-pauk. Saat itu aku berfikir untuk melanjutkan sarapannya nanti lagi, karena perutku belum lapar dan waktu jam perkuliahan masih lama. Orang tuaku menasihatiku untuk sarapan saja sekarang tidak perlu dinanti-nantikan. Akhirnya aku lupa untuk sarapan lagi dan orang tuaku menyuruhku membeli camilan untuk dimakan saat perjalanan.
Setelah itu jam perkuliahan sudah dekat, saatnya aku untuk bersiap dan berangkat ke kampus. Aku menitipkan motorku di parkiran umum, lalu aku naik bus. Saat sudah di dalam bus dan sudah mendapatkan kursi untuk duduk tiba-tiba aku merasakan pusing, mual, dan ingin muntah. Aku berfikir apa karena kurang sarapan, tetapi aku juga berfikir apa karena keadaan yang ada di dalam bus yang membuatku sakit seperti itu. Di dalam bus tersebut sudah sangat penuh berdesak-desakan menyebabkan udara yang dihirup untuk hidung menjadi kurang, dan pendingin ruangan menjadi kurang berfungsi. Setelah aku berfikir ulang ternyata keduanya yang menyebabkan aku ingin muntah, dan pusing yang tidak bisa ditahan lagi. Lalu aku memutuskan untuk pulang tidak melanjutkan berangkat ke kampus, walaupun sudah setengah perjalanan akan sampai. Sebelum memutuskan untuk pulang aku sempat bingung, karena pada hari itu adalah jadwal UTS yang tidak bisa di tinggalkan. Setelah aku ingat-ingat, ternyata aku sudah menyetorkan UTS praktek tersebut. Efek bingung itu mungkin karena aku sudah tidak kuat lagi untuk menahan rasa ingin muntah. Lalu aku turun dari bus. Aku berhenti di depan sebuah kantor. Saat itu aku lupa nama kantornya apa karena asal turun saja.
ADVERTISEMENT
Setelah itu aku mencoba menelepon orang tuaku untuk menjemput ku di depan kantor tersebut. Orang tuaku bertanya nama kantornya apa. Lalu aku menjawab nama kantor tersebut setelah melihat ke arah belakang. Sebelumnya aku tidak tahu kantor itu berada di jalan apa. Rasanya ingin aku bertanya kepada orang yang berada di sekitarku tetapi apalah daya tubuh ini rasanya ingin jatuh pingsan. Aku tidak kuat untuk bertanya alamat kantor tersebut berada di jalan apa. Akhirnya aku memberitahu ciri-ciri jalan dimana posisi keberadaanku kepada orang tua untuk menjemput. Lalu aku menunggu kedatangan orang tuaku. Orang tuaku tentunya sudah khawatir tentang aku. Aku juga sudah merepotkan orang tua untuk menjemput, karena jarak yang aku fikir tentu lumayan jauh dan bingung mencari-cari posisi keberadaanku.
ADVERTISEMENT
Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba ada sosok yang menghampiriku yaitu adalah dua sosok satpam. Satpam baik dan gagah yang menolongku saat tubuhku sudah sangat lemas. Aku ditanya-tanya oleh satpam itu : "ada apa dek, apa ada yang bisa dibantu", tidak lupa juga ditawari minum teh, dan sampai akhirnya aku dituntun untuk duduk di kantor tersebut tepatnya di pos satpam untuk beristirahat. Lalu satpam itu melanjutkan tugas pekerjaannya dan meninggalkanku sendirian. Setelah itu orang tuaku sudah datang, segera aku menghampirinya. Hati ini sangat senang, karena ingin cepat sampai dirumah.
Aku sangat berterima kasih kepada sosok dua satpam baik dan gagah itu, dan maaf belum sempat mengucapkan terima kasih secara langsung. Hal itu tidak memungkinkan karena dua faktor yaitu satpam yang tidak sedang berada di dekatku, dan orang tuaku yang sudah datang. Sekali lagi terima kasih banyak untuk dua satpam baik dan gagah. Semoga tidak khawatir karena aku yang sudah tidak lagi berada di pos satpam itu. Semoga kebaikanmu itu berbalas kebaikan juga. Tidak lupa terima kasih aku ucapkan untuk orang tuaku yang sudah menjemput.
ADVERTISEMENT