Konten dari Pengguna

Teori Belajar Behavioristik, Humanistik, dan Konsep Kematangan

Hilya Hafiza S
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilya Hafiza S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/photKematangan os/open-book-library-education-read-1428428/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/photKematangan os/open-book-library-education-read-1428428/
ADVERTISEMENT
Teori Behavioristik
Teori behavioristik berfokus pada perubahan perilaku yang bisa diamati secara langsung. Menariknya, teori ini awalnya dikembangkan melalui penelitian pada hewan seperti kucing, anjing, dan tikus yang memiliki pola perilaku mirip manusia. Teori belajar behavioristik adalah ketika stimulus bertemu respon.
ADVERTISEMENT
Ada dua konsep utama dalam teori behavioristik:
1. Teori Conditioning (Pengkondisian)
Teori ini terbagi menjadi tiga jenis:
- Classical Conditioning (Pavlov dan Watson): Menghasilkan respons yang disebut "reflek bersyarat".
- Operant Conditioning (Skinner): Fokus pada penguatan perilaku melalui hadiah (penguatan positif) atau hukuman (penguatan negatif). Misalnya, memberikan pujian ketika siswa berhasil menyelesaikan tugas.
- Law of Association (Guthrie): Menjelaskan bagaimana perilaku manusia tersusun dari rangkaian unit-unit yang saling terhubung. Satu perilaku memicu perilaku berikutnya, menciptakan suatu kebiasaan.
2. Teori Koneksionisme
Thorndike mengembangkan teori ini setelah melakukan eksperimen dengan kucing. Intinya sederhana, belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Contohnya, ekspresi guru saat masuk kelas akan mempengaruhi suasana hati siswa. Guru tersenyum, siswa ikut senang. Guru cemberut, siswa jadi tegang.
ADVERTISEMENT
Teori Humanistik
Berbeda dengan behavioristik, teori humanistik memandang pembelajaran sebagai proses pengembangan diri yang menyeluruh, melibatkan fisik dan mental. Ada tiga tokoh penting dalam teori ini:
1. Teori Combs
Guru sebaiknya menjadi fasilitator dan teman bagi siswa. Paksaan dalam belajar justru kontraproduktif dan tidak akan memberi kepuasan belajar.
2. Teori Maslow
Siswa adalah individu merdeka yang berhak menentukan tujuan hidupnya sendiri. Teori ini menekankan pentingnya tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
Teori Rogers
Carl Rogers meyakini setiap manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar.
Konsep Kematangan dalam Pembelajaran
Kematangan tidak hanya soal usia, tapi juga mencakup beberapa aspek penting:
1. Sosial: Kemampuan berkomunikasi efektif dan memberikan respons tepat
2. Emosional: Kesiapan mengelola emosi dengan baik
ADVERTISEMENT
3. Intelektual: Kemampuan berpikir kritis
Empat Prinsip Kematangan:
1. Kognitif: Kemampuan memahami dan mengolah informasi
2. Emosional: Kemampuan mengelola stress dan kecemasan
3. Sosial: Kemampuan berinteraksi dengan orang lain
4. Fisik: Kondisi tubuh yang mendukung proses pembelajaran
Kematangan sangat berkaitan dengan kesiapan belajar. Tanpa kesiapan yang cukup, siswa akan kesulitan menguasai materi pembelajaran. Ini menunjukkan betapa pentingnya memperhatikan aspek kematangan dalam proses pendidikan.