Konten dari Pengguna

Teori Belajar Kognitif, Metakognitif, dan Pendekatan Konstruktivisme

Hilya Hafiza S
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilya Hafiza S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/photos/child-kid-play-study-color-learn-865116/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/photos/child-kid-play-study-color-learn-865116/
ADVERTISEMENT
Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif berfokus pada proses mental yang terjadi saat seseorang belajar. Berbeda dengan teori behaviorisme yang mementingkan hasil, teori ini justru memberikan perhatian lebih pada bagaimana seseorang memproses informasi yang diterimanya.
ADVERTISEMENT
Bayangkan otak kita seperti komputer yang canggih. Mulai dari menerima informasi melalui panca indera, mengolahnya dalam pikiran, hingga menggunakannya untuk memecahkan masalah, semua proses ini adalah bagian dari kognitif.
Tiga Prinsip Utama Pembelajaran Kognitif
Dalam penerapannya, teori belajar kognitif berdiri di atas tiga prinsip dasar:
1. Belajar Aktif: Tidak sekadar menerima, tapi aktif membangun pengetahuan dari dalam diri
2. Interaksi Sosial: Pembelajaran optimal terjadi ketika ada interaksi dengan orang lain
3. Pengalaman Nyata: Belajar melalui pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan kognitif
Tokoh Teori Kognitif
Beberapa ahli telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teori ini:
Kurt Lewin, dengan teori medan kognitifnya yang memandang setiap individu berada dalam ruang hidup psikologis
Jean Piaget, yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif terkait erat dengan perkembangan sistem saraf
ADVERTISEMENT
Jerome Bruner, yang mengembangkan konsep discovery learning atau belajar melalui penemuan
Tahapan Perkembangan Kognitif
Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap utama:
1. Sensorimotor (0-2 tahun): Bayi belajar melalui indera dan gerakan
2. Pra-operasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol dan bahasa
3. Operasional Konkret (7-11 tahun): Pemikiran logis mulai berkembang
4. Operasional Formal (11-Dewasa): Kemampuan berpikir abstrak mulai muncul
Teori Belajar Metakognitif
Berbicara tentang kognitif, kita juga perlu memahami metakognitif atau "berpikir tentang berpikir". Menurut Anderson dan Krathwohl, metakognitif merupakan level tertinggi pembelajaran.
Perbedaan utamanya:
- Kognitif: Proses memahami dan menganalisis
- Metakognitif: Kesadaran akan proses berpikir dan kemampuan memecahkan masalah
Teori Belajar Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator, bukan sumber utama pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Beberapa ciri khas pembelajaran konstruktivisme:
- Pembelajaran berpusat pada siswa
- Interaksi dinamis antara pengajar dan peserta didik
- Kolaborasi antar peserta didik
- Proses pembelajaran dari atas ke bawah
- Penerapan pembelajaran kooperatif
Contoh nyata penerapan konstruktivisme bisa kita lihat di perguruan tinggi, di mana dosen bertindak sebagai fasilitator yang membimbing mahasiswa untuk menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri.