Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Adaptasi Public Relations: Menjaga Etika dan Inovasi di Era Kecerdasan Buatan
11 Februari 2025 6:17 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari HIMAKOM UKI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Agnes Carlita Yulia Lubis
Di era digital, kecerdasan buatan (AI) semakin penting dalam bidang Public Relations (PR). AI membantu otomatisasi komunikasi, analisis data besar, dan personalisasi pesan untuk audiens (Putri & Qurniawati, 2024). Namun, penggunaan AI dalam PR juga menghadirkan tantangan etika. Manfaat AI dalam PR termasuk mengoptimalkan strategi komunikasi, seperti dengan chatbot yang memberikan layanan pelanggan secara cepat (Mahendra et al., 2024). AI juga membantu menganalisis sentimen publik terhadap kampanye. Namun, risiko kehilangan sentuhan manusiawi dalam interaksi juga ada (Dewi et al., 2024).
ADVERTISEMENT
Tantangan utama adalah masalah transparansi. Seringkali, pesan yang dibuat dengan AI tidak jelas apakah dibuat oleh manusia atau algoritma (Siregar, 2023), yang dapat memengaruhi kepercayaan publik. Selain itu, AI berpotensi menghasilkan bias dalam analisis jika data yang digunakan tidak seimbang (Wijaya, 2022). Privasi dan keamanan data juga menjadi masalah penting, karena AI membutuhkan data besar yang bisa berisiko jika tidak dilindungi dengan baik (Putri & Qurniawati, 2024). Meski ada tantangan, AI tetap memiliki potensi besar dalam PR jika digunakan dengan bijak. Praktisi PR perlu memahami teknologi AI dengan baik dan memastikan penggunaannya tetap etis (Dewi et al., 2024). Dengan pengawasan yang tepat, AI dapat mendukung inovasi PR tanpa mengorbankan nilai-nilai kepercayaan dan kredibilitas.
ADVERTISEMENT
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) membawa dampak signifikan dalam praktik Public Relations (PR), mengotomatisasi berbagai aspek komunikasi seperti analisis sentimen publik dan manajemen media sosial. AI, seperti chatbot, telah digunakan untuk merespons pelanggan dengan cepat, sementara analisis big data memungkinkan praktisi PR mengidentifikasi tren dan mengukur efektivitas kampanye. Namun, meskipun meningkatkan efisiensi, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam PR. Tantangan utamanya adalah memastikan interaksi AI tetap empatik dan personal, karena AI masih terbatas dalam memahami nuansa emosional percakapan manusia.
Masalah etika menjadi perhatian utama dalam adaptasi AI di PR. Transparansi dalam penggunaan AI, terutama dalam pembuatan konten, penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap merek. Selain itu, bias dalam algoritma AI, yang dipengaruhi oleh data yang digunakan untuk pelatihannya, dapat berdampak pada komunikasi yang tidak inklusif atau diskriminatif (Bertot et al., 2020). Praktisi PR perlu memastikan data yang digunakan mencerminkan keberagaman dan objektivitas. Isu privasi dan perlindungan data juga krusial, dengan praktik PR harus mematuhi regulasi yang berlaku, seperti GDPR dan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.
Meskipun tantangan etis ada, AI menawarkan peluang inovasi dalam PR, seperti analisis media real-time menggunakan machine learning untuk memantau percakapan di media sosial dan berita (Kim & Krishna, 2022). Teknologi natural language processing (NLP) memungkinkan personalisasi pesan yang lebih relevan berdasarkan perilaku pengguna . AI juga dapat meningkatkan efisiensi kerja dengan otomatisasi laporan media, manajemen hubungan dengan influencer, dan segmentasi audiens, memberi lebih banyak waktu bagi praktisi PR untuk fokus pada strategi komunikasi yang lebih bernilai.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan penggunaan AI yang etis, organisasi perlu menetapkan pedoman etika, melakukan audit terhadap algoritma untuk menghindari bias, dan meningkatkan literasi digital praktisi PR. Pelatihan dan sertifikasi dalam AI untuk PR akan membantu memahami etika digital dan penggunaan teknologi secara bertanggung jawab (Bertot et al., 2020). Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi, sentuhan personal dalam komunikasi tetap penting untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Pendekatan yang etis dan bijaksana terhadap AI dapat mendukung profesional PR dalam menjalankan tugasnya lebih efektif tanpa mengorbankan prinsip dasar profesi ini.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara komunikasi dalam Public Relations (PR) dengan otomatisasi tugas seperti analisis media, interaksi publik, dan personalisasi pesan. Ini meningkatkan efisiensi PR, meskipun peran manusia tetap penting karena sentuhan personal dan empati yang tidak bisa digantikan AI. Tantangan utama adalah masalah etika, seperti transparansi, bias algoritma, dan privasi data. Beberapa organisasi menggunakan AI tanpa memberi penjelasan, yang bisa mengurangi kepercayaan publik. Bias algoritma juga bisa menyebabkan komunikasi yang tidak inklusif, sementara data pelanggan perlu dilindungi.
ADVERTISEMENT
Namun, AI menawarkan peluang inovasi. Organisasi bisa merespons isu dengan cepat, merancang strategi berbasis data, dan mengoptimalkan kampanye PR. Agar AI digunakan dengan bijak, organisasi perlu kebijakan transparansi, audit algoritma, dan meningkatkan literasi digital praktisi PR. Kesuksesan adaptasi AI dalam PR bergantung pada keseimbangan antara teknologi dan etika komunikasi. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat memperkuat peran PR tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar seperti transparansi dan kepercayaan.
Referensi
Bertot, J. C., Gorham, U., Jaeger, P. T., Sarin, L. C., & Choi, H. (2020). Ethics and practice in the AI era: Data governance, bias, and public trust. Information Polity, 25(4), 435-451.
Dewi, R. D. L. P., Mantu, P. I., Saktisyahputra, S., & Andamisari, D. (2024). Implementasi teknologi AI dalam cyber public relations: Studi terhadap interaksi brand dan konsumen. Jurnal Riset dan Pengabdian Pada Masyarakat, 7(4).
ADVERTISEMENT
Kim, J., & Krishna, A. (2022). AI-powered public relations: Opportunities and challenges in media monitoring. Public Relations Review, 48(1), 102124.
Mahendra, A., Artis, A., Ulfadhlah, A., Arifman, B., Rahayu, D. F., Hafidz, I., Nst, P. S. A., & Wisnu, W. (2024). Etika digital public relation (PR) dalam pemanfaatan new media dan artificial intelligence (AI) dalam bidang e-commerce: Studi kasus Shopee. Jurnal Cahaya Nusantara, 1(1).
Putri, I. M., & Qurniawati, E. F. (2024). Transformasi etika dan strategi public relations di era artificial intelligence. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO, 9(2).
Siregar, Y. (2023). Etika digital public relations dalam pemanfaatan new media dan AI di sektor e-commerce. Jurnal Cahaya Publikasi, 5(1), 45-60.
Wijaya, R. (2022). Etika penggunaan kecerdasan buatan pada teknologi informasi. Jurnal SITASI, 10(2), 123-135.
ADVERTISEMENT