Konten dari Pengguna

Mengenal Rotan Si Tali Hutan

Himmah Rustiami
Ahli Peneliti Utama di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN
20 Agustus 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Himmah Rustiami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak mengenal produk rotan? Meja, kursi, keranjang, penebah kasur dan masih banyak lagi produk rotan lainnya yang banyak kita jumpai di pasaran. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa rotan masih kerabat palem dengan ciri khasnya memiliki perawakan berduri, memanjat dan dapat ditemukan di seluruh daerah tropis Afrika dan Asia. Batang rotan yang panjang dan lentur itulah yang dimanfaatkan di dunia perdagangan mebel rotan. Dikutip dari dua orang peneliti rotan, T. Sunderland dan J. Dransfield, industri mebel rotan bernilai sekitar 6,5 milyar dolar AS per tahun dan menyediakan lapangan kerja bagi ribuan orang. Hampir semua rotan diambil dari alam liar, namun belakangan ini permintaan melebihi pasokan dan menyebabkan eksploitasi berlebihan terhadap rotan liar, terutama jenis yang menghasilkan rotan berkualitas tinggi. Hal ini diperparah dengan deforestasi yang ekstensif di negara-negara penghasil rotan, sehingga mengancam keberlangsungan industri ini. Pengembangan perkebunan rotan dan perbaikan teknik pengelolaan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Dalam rangka tata kelola hutan dan penyusunan rencana pengelolaan, data dan informasi mengenai potensi sumber daya hutan, karakteristik wilayah, kondisi sosial, ekonomi, serta informasi lainnya pada suatu wilayah sangat dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Rotan, yang dikenal sebagai produk ramah lingkungan, kaya akan manfaat. Lebih lanjut pegiat riset rotan T. Kalima dan A. Susilo mengemukakan bahwa batang rotan adalah bagian yang paling banyak dimanfaatkan, misalnya untuk membuat kerajinan tangan, perabotan rumah tangga, tongkat, dan senjata, bahkan batang dan pucuknya yang masih muda juga dapat dimakan. Selain dikonsumsi manusia, rotan muda juga menjadi makanan favorit satwa liar, seperti babi hutan. Beberapa jenis batang rotan yang menyimpan banyak air dapat dipotong dan mengeluarkan air yang dapat diminum langsung. Sungguh menyegarkan pada saat kita melakukan eksplorasi di tengah belantara, dan persediaan air minum kita sudah mulai menipis!
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis rotan menghasilkan getah pada sisik buahnya, getah berwarna merah sehingga sering disebut “darah naga”. Hasil kajian yang dilakukan oleh H. Rustiami dan L.H. Schmidt mengemukakan getah tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna pada industri keramik dan farmasi. Tiga marga rotan yang banyak dimanfaatkan untuk anyaman oleh Suku Dayak-Iban adalah Calamus, Korthalsia, dan Plectocomiopsis. Rotan biasa digunakan untuk komponen anyaman antara lain untuk rangka, dan tali pengikat anyaman. Mereka lebih disukai karena lebih kuat dan lebih fleksibel daripada bambu. Material utama dari berbagai alat pertanian misalnya keranjang untuk membawa barang dalam jumlah besar umumnya juga terbuat dari rotan.
ADVERTISEMENT
Gambar batang dan buah rotan jernang (Calamus gracilipes Miq.). Koleksi foto: Himmah Rustiami
Sebagai negara beriklim tropis, rotan dengan berbagai jenis tersebar hampir di seluruh pulau di Indonesia. Dari total 6 marga rotan yang ada di seluruh dunia, 5 marga di antaranya tumbuh di Indonesia. A. Henderson mengemukakan bahwa rotan dari marga Calamus adalah yang terbesar dari semua marga rotan, dengan lebih dari 400 jenis yang tersebar di wilayah Asia-Pasifik, dan satu jenis di Afrika. Di Indonesia, rotan relatif dikenal dari pulau-pulau besar seperti Jawa, Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Gambar perawakan dan bentuk okrea rotan semut (Korthalsia rostrata Blume). Koleksi foto: Himmah Rustiami
Sangat disayangkan, eksploitasi rotan liar yang berlebihan dan hilangnya tutupan hutan tropis mengancam sumber daya rotan yang berkelanjutan serta kelangsungan bisnis rotan dalam jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ini, perkebunan rotan harus dikembangkan, dan praktik-praktik pengelolaannya harus diperbaiki. Data dan informasi mengenai sumber daya hutan yang prospektif sangat penting dan dibutuhkan untuk tata kelola hutan, pembuatan rencana pengelolaannya maupun pemanfaatan rotan yang lestari atau berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
(Tim Penulis: Himmah Rustiami, Asih Perwita Dewi dan Marlina Ardiyani)