Konten dari Pengguna

Petualangan Tiga Sahabat di Negeri Paralel

Hoesin B Thoriq
Mahasiswa Prodi S1-Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
22 November 2021 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hoesin B Thoriq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petualangan Tiga Sahabat di Negeri Paralel
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Judul : Komet Minor
ADVERTISEMENT
Genre : Novel Fantasi Remaja
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan pertama, 11 Maret 2019
Jumlah Halaman : 376 halaman
Harga : Rp 105.000,00
Peresensi : Hoesin B. Thoriq/065/Farmasi-B
Komet minor merupakan novel bergenre fantasi remaja karya Tere Liye, seorang penulis yang mempunyai bakat dalam hal imajinasi dan telah menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Bahkan beberapa karyanya telah diangkat menjadi film. Novel ini merupakan bagian keenam dalam serial buku pertamanya yang berjudul Bumi.
ADVERTISEMENT
Novel Komet Minor menceritakan tentang kisah petualangan tiga sahabat yang dikhianati oleh tokoh antagonis yang bernama Max alias si Tanpa Mahkota. Ketiga sahabat tersebut berasal dari klan berbeda yang memiliki kelebihan khusus tersendiri, diantaranya yaitu Raib yang berasal dari Klan Bulan dengan kelebihan bisa menghilang, Seli yang berasal dari Klan Matahari dengan kelebihan bisa mengeluarkan petir, dan Ali yang berasal dari Klan Bumi dengan kelebihan mempunyai otak yang cerdik dan bisa menggandakan sesuatu. Episode pertama novel ini merupakan kelanjutan kisah dari novel sebelumnya yang berjudul Komet, dimana ending-nya berupa pengkhianatan oleh Max alias si Tanpa Mahkota terhadap kebaikan ketiga sahabat tersebut.
Pembaca akan diajak untuk berimajinasi ke dalam kisah petualangan yang dilakukan oleh ketiga sahabat tersebut bersama si Tanpa Mahkota. Petualangan itu bermula menuju ke Pulau Hari Minggu. Pengkhianatan yang dilakukan si Tanpa Mahkota meyebabkan Ali, Raib, dan Seli terombang-ambing di atas kapal dengan badan terikat jaring perak, sehingga dia bisa lebih awal untuk sampai di Pulau Hari Minggu. Setibanya di sana, si Tanpa Mahkota langsung bersiap-siap untuk menunggu portal terbuka melalui mulut ikan raksasa yang akan membawanya ke Klan Komet Minor. Saat Raib dan Seli kehabisan cara untuk bisa lepas dari jaring tersebut, Ali akhirnya menggunakan kecerdikannya dengan menjatuhkan sebuah cermin kecil berbahan berlian dari sakunya. Dengan adanya benda tersebut, maka muncullah Batozar, si pengintai yang melakukan teleportasi lewat portal cermin yang jatuh itu. Dengan cepat Batozar melepaskan mereka dan langsung menggunakan teknik teleportasinya agar bisa sampai dengan cepat di atas Pulau Hari Minggu. Berkat bantuan Batozar, akhirnya mereka berhasil ditelan oleh ikan raksasa yang merupakan portal untuk mengantarkannya menuju Klan Komet Minor guna mengejar si Tanpa Mahkota yang sedang mencari senjata untuk menguasai dunia paralel ketiga sahabat tersebut.
ADVERTISEMENT
Klan Komet Minor yang merupakan klan dengan perkotaan yang selalu berpindah-pindah membuat ketiga sahabat dan Batozar kesulitan untuk mencari senjata lebih dulu dari si Tanpa Mahkota guna menggagalkan rencananya. Mereka yang sudah berkeliling hutan setelah beberapa hari akhirnya menemukan suatu perkotaan yang kebetulan sedang singgah di daerah lembah, yaitu Kota Barchantum, kota terbesar kedua di Klan Komet Minor. Di situlah mereka menemukan petunjuk tentang senjata yang dicari-cari si Tanpa Mahkota dari dua orang penduduk klan lain yang bernama St4r dan Sp4rk dari Klan Proxima Centauri. Petunjuk tersebut membawanya kepada seorang pria tua bernama Tuan Entre, yang ternyata mantan salah satu anggota aliansi yang bernama Para Pemburu.
ADVERTISEMENT
Cukup sulit untuk membuat Tuan Entre berbicara. Setelah beberapa permohonan yang mereka lakukan, akhirnya dia mau berbicara dan membantu. Dia bercerita tentang aliansi yang bernama Para Pemburu. Salah satu dari anggota aliansi tersebut membuat sebuah senjata terkuat di dunia paralel, yakni pusaka yang berupa tombak. Pusaka tersebut dipecah menjadi tiga bagian dan dibawa oleh masing-masing orang. Berkat informasi dari Tuan Entre, akhirnya mereka memutuskan untuk meyusun rencana guna mencari ketiga bagian pusaka tersebut.
Perjalanan mereka mencari ketiga bagian pusaka itu tidak bisa seindah rencananya, si Tanpa Mahkota terus mengejar dan ditambah Seli yang nyaris terbunuh serta berada di ambang batas kematiannya.
ADVERTISEMENT
Pada bagian akhir novel ini, pembaca akan terheran-heran melihat kecerdikan yang dilakukan oleh Ali. Berkat kecerdikannya, ketiga bagian pusaka yang dibawa oleh si Tanpa Mahkota adalah hasil penggandaan yang dilakukannya ketika mendapat bagian pusaka di masing-masing orang, sehingga pusaka yang dibawa si Tanpa Mahkota adalah palsu. Sementara Ali masih membawa yang asli, sehingga Ali pun langsung melumpuhkan si Tanpa Mahkota. Tak lama kemudian, si Tanpa Mahkota pingsan dan langsung dibungkus dengan jaring ajaib, serta akan dibawa ke Bor-O-Bdur tempat dua ceros oleh Raib, Seli, dan Ali.
Novel Komet Minor merupakan salah satu karya Tere Liye yang paling laris terjual di pasaran. Karena novel ini mengisahkan cerita imajinatif yang menarik. Di sisi lain, novel Komet Minor tidak hanya mengisahkan petualangan dan penjelajahan ke berbagai klan dunia paralel saja, melainkan terkandung pesan moral baik itu terkait persahabatan sejati, pengorbanan, maupun ambisi, serta pengetahuan yang mampu diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Di samping kelebihan, novel Komet minor juga tidak luput dari kelemahan. Kelemahan novel ini terletak pada penjelasan karakter tokoh antagonis, yaitu Max alias si Tanpa Mahkota. Penggambaran penokohan dari si Tanpa Mahkota kurang dijelaskan secara terperinci, terlebih hanya latar belakang mengapa dia sangat menginginkan senjata pusaka tersebut. Selain itu, harga novel yang diatas rata-rata juga membuat kita sebagai pembaca khusunya pelajar dan mahasiswa enggan untuk membelinya, karena cukup banyak menguras kantong.
Novel Komet Minor merupakan novel menarik yang saya rekomendasikan bagi pembaca yang suka dengan hal-hal imajinatif. Selain itu, novel ini juga layak dibaca baik untuk pecinta buku fiksi maupun para remaja seperti mahasiswa. Pembaca akan dibuat seolah-olah berada di dalam dunia imajinasi yang menarik tanpa ada kejenuhan ketika membaca novel ini.
ADVERTISEMENT