news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

10 Fakta Sultan Hamid II, Perumus Lambang Negara Garuda Pancasila

Konten Media Partner
12 Juli 2019 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sultan Hamid II, penggambar lambang burung garuda. foto: Instagram @pontianaksejarah
zoom-in-whitePerbesar
Sultan Hamid II, penggambar lambang burung garuda. foto: Instagram @pontianaksejarah
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sultan Hamid II adalah sultan ketujuh dari Kesultanan Kadriyah Pontianak. Dialah yang merumuskan lambang negara, yang dikenal dengan Garuda Pancasila.
ADVERTISEMENT
Sultan Hamid II lahir di Pontianak, pada 12 Juli 1913 atau 106 tahun lalu. Ia ditunjuk sebagai Sultan Pontianak pada 29 Oktober 1945, menggantikan ayahnya Sultan Syarif Muhammad Alkadrie (Sultan Pontianak keenam), yang dibunuh oleh Jepang.
Sultan Hamid II meninggal di Jakarta pada 30 Maret 1978 di usia 64 tahun, dan dimakamkan di Kompleks Makam Sultan Pontianak, di Batu Layang, Pontianak Utara, Kalimantan Barat.
Sultan Hamid II merupakan tokoh bangsa yang sangat berjasa, tak hanya atas Kota Pontianak, namun juga bagi Indonesia. Sultan Hamid II adalah salah satu peserta Konferensi Meja Bunda saat Belanda akhirnya mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia.
Sultan Hamid II (ketiga dari kanan), menjadi perwakilan dari Borneo Barata, saat mengikuti Konfrensi Meja Bundar. Foto: Instagram @pontianaksejarah
Berikut fakta-fakta tentang Sultan Hamid II yang disampaikan pengamat sejarah Kota Pontianak, Khamsyah, yang juga pengelola akun Instagram @pontianaksejarah, yang bersumber dari Kesultanan Pontianak.
ADVERTISEMENT
Sultan Hamid II diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya, ketika sang ayah wafat karena agresi Jepang. Dirinya diangkat menjadi Sultan Pontianak pada 29 Oktober 1945 hingga 1978.
Sultan Hamid II merupakan keturunan Arab (Ahlul Bayt Rasulullah SAW) dan Melayu (Indonesia).
Sultan Hamid II pernah bersekolah di Sekolah Akademi Militer Belanda (Koningklij Militaire Academy) di Breda, Belanda. Pangkat terakhirnya adalah Mayor Jenderal.
Dirinya pernah menjadi ajudan istimewa Ratu Wilhelmina Belanda, sebuah jabatan tertinggi di dunia Militer Belanda.
Sultan Hamid II merupakan seorang yang merancang Lambang Negara Elang Rajawali, Garuda Pancasila. Dirinya ditugaskan Presiden Soekarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang negara.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 17 Desember 1949, Sultan Hamid II diangkat oleh Soekarno ke Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS), tetapi tanpa adanya portofolio. Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta dan termasuk 11 anggota berhaluan Republik dan lima anggota berhaluan Federal.
Sultan Hamid II menjadi salah satu pendiri sebuah maskapai penerbangan, Indonesian Air Transport.
Dirinya pernah menjadi delegasi Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda.
Pada saat Sultan Hamid II menjadi Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB), dirinya menyediakan makam massal untuk mengenang para korban penjajahan Jepang di makam juang Mandor pada tanggal 2 Maret 1947.
ADVERTISEMENT
Itulah saat pertama makam juang mandor diperingati dan diupacarakan oleh masyarakat Kalimantan Barat.
Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batu Layang, Kalimantan Barat. (Hp8)