Manajemen RS Normah Sarawak ke Singkawang: Kami Datang Bukan untuk Bersaing

Konten Media Partner
23 Agustus 2022 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center, Muchlis Mufleh Muchyie. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center, Muchlis Mufleh Muchyie. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Beberapa staf dari Normah Medical Specialist Centre bersilaturahmi dan berkunjung ke Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia, untuk bertemu dengan travel agent, Selasa, 23 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center, Muchlis Mufleh Muchyie, mengatakan, pihaknya datang ke Kalbar, untuk memberikan pilihan pelayanan rumah sakit di Kuching, bukan untuk bersaing.
Pada kesempatan tersebut, ia menegaskan, bahwa dalam dunia hospital, tidak ada kata kompetitor di dalamnya. Tujuannya datang ke Indonesia, adalah untuk membantu masyarakat Indonesia, sebagai pilihan kedua pada pelayanan kesehatan.
“Tidak ada kata kompetitor untuk sebuah hospital. Tujuan utama dari rumah sakit adalah membantu masyarakat, agar setiap orang mendapatkan standart pelayanan yang terbaik. Di dalam kesehatan, tidak ada standar kelas 1, 2 atau 3. Di dalam kesehatan hanya ada 1 standar, yaitu satu standar internasional, yang berlaku di seluruh dunia,” jelas Muchlis.
Normah Medical Specialist Centre, imbuhnya, merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah Sarawak. Muchlis menyebutkan, bahwa Normah adalah rumah sakit yang tidak mencari keuntungan.
ADVERTISEMENT
“Kami datang kesini untuk mencapa warga Kalbar, karena banyak, sekitar 60 hingga 70 persen pasien dari Indonesia. Kita 'say hello' kepada mereka, karena kita 2 tahun tidak bertutur sapa,” ucapnya.
Ia menyebutkan, pasien yang datang dari Indonesia mereka perlakukan seperti keluarga sendiri. Sehingga tak ada kata kompetitor dalam dunia pelayanan kesehatan.
“Malaysia itu bukan kompetitor dengan RS di Indonesia. Kita ke sini bukan untuk bersaing, tapi untuk menolong pasien jika mereka tidak bisa mendapatkan pelayanan, fasilitas, atau tidak tersedianya tenaga ahli, mungkin jalan terbaik mereka adalah tempat yang bisa menangani itu. Itu salah satu tujuannya,” ungkapnya.
Muchlis menyebutkan, dengan banyaknya rumah sakit di Sarawak, juga sebagai pilihan untuk warga yang datang. “Ini mungkin masalah nyawa mereka, jadi mereka mencari yang terbaik untuk keluarga mereka. Kalau ada yang mengatakan kompetitor, tidak sama sekali,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menegaskan, dalam dunia kesehatan hanya ada satu standar yakni standar Internasional yang berlaku di seluruh dunia.
“Jadi bagaimana pasien di Amerika itu diobati, standar pengobatan pasien di Amerika dilakukan kepada satu pasien. Begitulah seharusnya pasien mendapatkan pelayanan di rumah sakit kami, ataupun di seluruh rumah sakit di dunia ini, termasuklah Indonesia. Jadi tidak adalah istilah kelas 1, 2, dan 3,” jelasnya.
Ia juga mencontohkan, seperti di Rumah Sakit Normah, jika ada pasien yang berada di ruangan yang lebih murah, mereka akan diberikan obat-obatan yang sama dengan pasien yang menyewa ruangan VVIP.
“Jadi misal di Normah, kalau ada pasien memilih diam di tempat tidur yang lebih murah, kalau di Indonesia kelas 2, tapi obat yang diberikan itu tidak akan pernah berbeda dengan pasien yang berada di ruangan VVIP,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jadi menurutnya, dalam dunia kesehatan itu, tidak ada standar ganda, namun hanya ada satu standar pelayanan, yakni standar Internasional. Dan standar Internasional ini sudah disetujui oleh para ahli di dunia, bahwa inilah yang terbaik untuk pengobatan pasien di dunia.
“Normah bukan mau bersaing, tapi hanya memberikan pilihan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia,” tukasnya.