2 Siswa Terkonfirmasi COVID-19, Bupati Atbah Tunda Sekolah Tatap Muka di Sambas

Konten Media Partner
7 Agustus 2020 22:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Corona. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Bupati Sambas, Atbah Romin mengungkapkan ada dua siswa di SMPN 1 Sambas terkonfirmasi COVID-19. Hal tersebut terungkap dari hasil swab yang dilakukan Dinas Kesehatan Sambas sebagai persyaratan akan digelarnya kembali proses belajar mengajar tatap muka di sekolah.
ADVERTISEMENT
“Saya baru saja menerima surat dari Dinkes Kalbar, yang menginformasikan kepada kami, bahwa dua siswa dari Kabupaten Sambas, SMP 1 Sambas, terkonfirmasi COVID-19,” jelas Atbah dalam siaran pers, Jumat malam (7/8).
Kedua siswa tersebut berusia 14 tahun. Sebelumnya, Dinas Kabupaten Sambas melakukan swab serta rapid test kepada guru dan siswa sebagai salah satu syarat untuk memulainya proses belajar mengajar tatap muka, di pandemi COVID-19.
Atas ditemukannya dua kasus konfirmasi COVID-19 di kalangan siswa, Pemerintah Kabupaten Sambas akan menunda kembali proses belajar tatap muka di sekolah.
Kadis Dikbud Sambas, Sabhan, memastikan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah akan ditunda hingga kasus COVID-19 ini benar-benar reda.
“Berdasarkan SKB Menteri yang menyatakan salah satu persyaratan untuk sekolah tatap muka itu harus ada izin dari kepala daerah, tapi karena ada siswa yang positif maka pembelajaran tatap muka itu ditunda,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Fatah Maryunani, mengatakan, dari ditemukannya dua kasus tersebut, pihaknya akan melakukan tracing terhadap keluarga dua siswa tersebut. Fatah juga menyampaikan bahwa pemeriksaan swab dan rapid test akan digelar kembali di sekolah lainnya.
“Kasus dua siswa yang terkonfirmasi COVID-19, maka diperlukan langkah yang terhadap semua keluarganya untuk dilakukan swab, semoga hasilnya negatif semua. Nanti kita lanjutkan terhadap siswa di sekolah lain, yakni di SMA 2 atau SMK, kita lakukan pemeriksaan siswa kelas 12, maupun guru, serta stafnya,” pungkasnya.