Konten Media Partner

36 Jurnalis Kalbar Diajak Memahami Bahaya Layangan Kawat pada Jaringan Listrik

15 November 2024 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu anggota dari tim Pemeliharaan dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN sedang memanjat tower untuk melakukan pemeliharaan benang layangan. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu anggota dari tim Pemeliharaan dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN sedang memanjat tower untuk melakukan pemeliharaan benang layangan. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sebanyak 36 jurnalis di Kalimantan Barat bersatu dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem listrik melalui Ekosistem Peduli Listrik (EPL) Award 2024. Kegiatan ini diselenggarakan PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan di Qubu Resort, Kubu Raya pada Kamis, 14 November 2024.
ADVERTISEMENT
Puluhan jurnalis yang berasal dari berbagai jenis media di Kalimantan Barat, mulai dari media cetak, media online, televisi, hingga radio, turut terjun ke lapangan bersama untuk melihat secara langsung bagaimana pihak PLN berupaya menjaga keandalan penyaluran listrik di wilayah Kalimantan Barat.
Adapun tujuan dari liputan langsung ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai bahaya bermain layangan kawat di dekat jaringan listrik PLN. Sebab, layang-layang menjadi salah satu faktor pemicu gangguan listrik yang mendominasi selama 3 tahun terakhir, disusul oleh petir dan pohon.
"Saya memotret tiga penyebab terbesar yang menyebabkan listrik sering gangguan, khususnya di Kalimantan Barat. Penyebab terbesarnya adalah di layangan, kemudian berikutnya adalah petir, berikutnya adalah pohon," kata Abdul Salam Nganro, General Manager UIP3B Kalimantan dalam sambutan acara EPL Award 2024.
ADVERTISEMENT
Mengetahui potensi bahaya yang ditimbulkan dari permainan layangan kawat, baik untuk infrastruktur kelistrikan maupun masyarakat, para jurnalis Kalbar berkunjung ke tiga titik lokasi liputan guna memperdalam wawasan akan edukasi kelistrikan.
Mereka berkesempatan mengunjungi SMP Negeri 28 Kota Pontianak sebagai tujuan pertama, di mana para siswa-siswi mendapatkan edukasi keselamatan ketenagalistrikan (K2) mengenai manfaat dan bahaya listrik dari PLN UPT Pontianak, sebagai salah satu upaya mengurangi gangguan listrik akibat layangan.
Sosialisasi Manfaat dan Bahaya Listrik di SMP Negeri 28 Pontianak yang diselenggarakan oleh PLN UPT Pontianak pada Selasa, 14 November 2024. Foto: Alycia Tracy Nabila/Hi!Pontianak
Setelahnya, para jurnalis melihat secara langsung bagaimana tim Pemeliharaan dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN melakukan pemeliharaan benang layangan di sebuah tower di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara. Di sana, tim climber PDKB memanjat tower 15 untuk melihat adanya temuan sisa benang layangan yang tersangkut untuk dibersihkan nantinya.
ADVERTISEMENT
"Terkadang itu sisa-sisa benang layangan, apalagi di daerah Kalbar itu kan rata-rata benang layangannya kan potensi sisa-sisa kawat itu yang mungkin secara visual tidak terlihat dari bawah. Nah itu, kami perlu menaiki tower-nya, jadi istilahnya visualisasinya lebih dekat lagi. Makanya kita pelaksanaan prosesnya, dalam hal pemeliharaan preventif itu dengan cara memanjat tower," jelas Miftakul Anam, ASMAN PDKB UPT Pontianak.
Kemudian, di lokasi ketiga, rekan-rekan media menyaksikan bagaimana Tim Langit Biru melakukan razia layangan di daerah yang rawan layang-layang. Ferdiansyah, Koordinator Lapangan Tim Pontianak 4 mengatakan bahwa terdapat tiga tahap razia layangan yang diberlakukan, yakni teguran, penyitaan, dan lapor ke pihak kepolisian.
"Kita kasih teguran. Untuk ke depannya, kita sita semuanya, dan untuk ketiganya nanti kita koordinasi dengan pihak kepolisian bagaimana tindakan selanjutnya," ucap Ferdiansyah, Koordinator Lapangan Tim Pontianak 4.
ADVERTISEMENT
Tim Langit Biru sendiri melakukan razia layangan di setiap titik untuk mengatasi gangguan listrik di Kalimantan Barat setiap harinya, beroperasi mulai dari jam 14.00 hingga 18.00 WIB. Lebih lanjut, Ferdiansyah menyampaikan bahwa timnya bisa mendapatkan kurang lebih 30 layangan dalam sehari dan hampir seribu layangan dalam sebulan.
"Mereka bermain bukan hanya di satu tempat, bahkan di hutan, di tengah sungai, di gang-gang kecil, bahkan di atap rumah pernah kami temukan," tukasnya.