4 Benda Pusaka yang Digunakan dalam Ritual Masyarakat Dayak

Konten Media Partner
31 Juli 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Foto: dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ritual masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Foto: dok Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Jika berkunjung ke Kalimantan Barat, maka jangan sampai melewatkan berkunjung ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Sebab, museum yang berlokasi di Jalan Jendral Ahmad Yani, Pontianak, itu menyimpan beragam koleksi benda khas tradisional bersejarah dari berbagai budaya yang tersebar di Kalimantan Barat, termasuk kebudayaan Dayak.
ADVERTISEMENT
Saat memasuki museum, nuansa kearifan budaya lokal begitu terasa, mulai dari ornamen khas seperti ukiran dan motif pada dinding, baju adat pernikahan, alat tenun, senjata tradisional, hingga benda-benda keramat seperti peralatan kematian maupun sunatan. Selain beragam benda tradisional, ada juga koleksi barang-barang berbau mistis yang wajib kamu ketahui di sana.
Agit dan Sasawak manic yang terdapat di Museum Kalbar. Foto: Ferla
Agit merupakan perhiasan yang digunakan oleh dukun suku dayak Menyuke, Kabupaten Pontianak, dalam upacara perdukunan atau upacara yang bersifat religius. Agit berbentuk kalung yang terbuat dari rotan, kerang, gigi taring binatang, manik-manik kaca biru, dan merah.
Sementara, Sa’sawak manic merupakan ikat pinggang yang digunakan oleh wanita suku Dayak di Kalimantan Barat yang terdiri dari 6 rangkaian manik-manik kaca, batu tulang disekat oleh 4 lempeng tanduk, kayu dan, tulang sebagai penguat.
ADVERTISEMENT
Pelaratan dan tempat panyugu yang digunakan untuk ritual masyarakat Dayak, ini jadi salah satu koleksi di Museum Kalbar. Foto: Ferla
Panyugu merupakan tempat untuk melaksanakan ritual pembacaan doa dan mantra, yang bersifat religius dan magis, serta terdapat althar, pahar, patung, tempayan, tangki, dan 2 buah mangkuk. Panyugu digunakan dalam upacara ritual yang disebut Nyanghatan.
Itu adalah ritual untuk memohon kekuatan kepada roh leluhur, agar warga kampung mendapatkan perlindungan dan keselamatan. Ritual Panyugu biasanya dilaksanakan pada saat melakukan pembukaan lahan perladangan, dan ketika ritual naik dango.
Rumah Sandung yang disimpan di Museum Kalbar. Foto: Ferla
Rumah Sandung adalah bangunan seperti rumah kecil yang bertiang panjang, tempat menaruh tulang belulang leluhur setelah Upacara Tiwah. Hal ini biasanya terkait dengan kepercayaan Kaharingan yang dianut oleh Suku Dayak Ngaju yang ada di Kalimantan Tengah.
Dalam sebuah Sandung, biasanya berisi tulang-tulang dari satu sampai tujuh orang leluhur. Rumah Sandung memiliki jumlah tiang yang beragam, ada yang bertiang satu, dua, tiga, dan yang terbesar bertiang empat. Banyaknya tiang ini mencerminkan besar atau kecilnya rumah Sandung tersebut, sekaligus sebagai simbolis status sosial dan kemampuan keluarga yang ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Seni dan alat musik suku Dayak yang terdapat di Museum Kalbar. Foto: Ferla
Pada kebudayaan Dayak, berbagai upacara yang bersifat religius hingga mistis akan diiringi dengan musik tradisional sebagai kelengkapan pokok dalam penyelenggaraan ritual masyarakat Dayak.
Alat musik seperti keledi, sape, gendang, gong, tawak-tawak, dan ketipung digunakan sebagai alat untuk menggiring tari-tarian maupun nyanyian yang berkaitan dengan ritual. Tujuannya untuk memohon kehadiran roh nenek moyang saat ritual sedang berlangsung. (hp6)