Konten Media Partner

5 Event Tahunan Pontianak Yang Tak Boleh Kamu Lewatkan

7 Oktober 2024 14:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekan Gawai Dayak. Satu di antara event yang digelar di Pontianak, Foto: Dok, Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pekan Gawai Dayak. Satu di antara event yang digelar di Pontianak, Foto: Dok, Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa Kota Pontianak memiliki 1001 budaya yang masih dijaga. Beberapa tradisi yang dilakukan sejak zaman nenek moyang kini sudah menjadi bagian dari perayaan tahunan juga sebagai simbol pemersatu antar ras, suku, dan agama bagi masyarakat di sini.
ADVERTISEMENT
Tak jarang pula beberapa perayaan tahunan ini menari minat wisatawan untuk berkunjung dan berbagi kemeriahannya. Berikut adalah 5 event tahunan Kota Pontianak yang sangat sayang jika kamu lewatkan.
1. Festival Meriam Karbit.
Festival Meriam Karbiit yang digelar setiap tahun menjelang Idul Fitri. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Menjelang perayaan Idul Fitri, kamu akan sering mendengar suara dentuman keras dari arah Sungai Kapuas. Ya, itu adalah festival meriam karbit yang selalu dimainkan beberapa minggu sebelum hari raya Idul Fitri.
Banyak ahli sejarah berpendapat jika dulunya, permainan ini dibuat untuk menghalau makhluk halus, yang diprakarsai oleh Raja pertama Pontianak Syarif Abdurrahman Alkadrie. Namun lepas daripada itu, festival meriam karbit kini sudah menjadi sebuah tradisi turun-temurun khususnya bagi masyarakat Melayu Pontianak yang bahkan sudah mulai diperlombakan.
2. Pekan Gawai Dayak
Pekan Gawai Dayak. Satu di antara event tahunan yang digelar di Pontianak. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Pekan Gawai Dayak bisa dibilang adalah perayaan yang sakral bagi masyarakat adat Dayak di Pontianak maupun di Kalimantan Barat. Perayaan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rejeki yang sudah diberi, namun seringnya untuk merayakan hasil panen.
ADVERTISEMENT
Pekan Gawai Dayak Pontianak biasanya diselenggarakan di Rumah Radank, dengan mengadakan bazaar, kesenian khas Dayak seperti baju, kuliner, ataupun tattoo, serta turut mengundang artis-artis atau penyanyi Dayak untuk memeriahkan acara.
3. Cap Go Meh
Meskipun kota Singkawang dikenal sebagai salah satu tempat yang paling meriah dalam penyelenggaraannya, Kota Pontianak juga memberikan pengalaman unik dalam merayakan Cap Go Meh di Kalimantan Barat. Cap Go Meh adalah perayaan yang menjadi penutup rangkaian tahun baru Imlek.
Biasanya, perayaan Cap Go Meh di Pontianak akan menghadirkan bazaar seperti china town yang akan menyuguhkan kuliner-kuliner khas Tiongkok serta berbagai macam kerajinan tradisional. Perayaan ini juga akan dimeriahkan dengan penampilan Naga dan Barongsai serta berbagai hiburan lainnya.
ADVERTISEMENT
4. Kulminasi Matahari
Peringatan Kulminasi Matahari yang digelar setiap tahu, Foto: Dok. Hi!Pontianak
Kulminasi Matahari atau yang lebih akrab disebut Hari Tanpa Bayangan adalah salah satu event yang selalu dirayakan oleh pemerintah Kota Pontianak setiap tahunnya. Seperti yang kita tau bahwa Kota Pontianak berada tepat di bawah titik nol kilometer garis Khatulistiwa. Sejarah ini pula diabadikan di Tugu Khatulistiwa yang berada di Siantan Tengah, Pontianak Utara.
Hal yang menarik adalah pada acara ini tepat pukul 12 siang, saat berada di Tugu Khatulistiwa, kamu tidak akan bisa melihat bayanganmu dan telur yang bisa berdiri tegak vertikal. Peristiwa ini juga kerap menjadi bahan ajaran untuk anak-anak sekolah.
5. Kirab Budaya Pontianak
Kirab Budaya yang menampilkan 3 etnisi di Pontianak: Cina, Dayak dan Melayu. Foto: Dok. Hi!Pontianak
Dikenal karena memiliki 3 etnis besar yang hidup rukun di bawah naungan Khatulistiwa: Dayak, Cina dan Melayu, menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi Kota Pontianak. Festival Kirab Budaya biasanya menampilkan parade dari 3 etnis tersebut dengan masing-masing budaya mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam parade ini pula menyuguhkan seni tradisional seperti tarian, lagu, serta kuliner yang pastinya akan memanjakan kamu sebagai penggiat budaya di Indonesia.
Penulis: Rio