Konten Media Partner

5 Tempat Wisata Tempo Dulu di Pontianak

21 April 2019 13:58 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjung menikmati suasana sore di Dermaga Seng Hie Pontianak. Foto: Teri Bulat
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjung menikmati suasana sore di Dermaga Seng Hie Pontianak. Foto: Teri Bulat
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kota Pontianak merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Barat, hingga kini Kota Pontianak sudah berusia 247 tahun. Banyak bangunan baru serta beberapa fasilitas publik lainnya yang dibangun dengan apik oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga beberapa kawasan tempo dulu, bangunan lama yang masih hits di kalangan masyarakat Kota Pontianak sampai saat ini.
Berikut daftar kawasan tempo dulu yang wajib untuk kamu kunjungi:
Dermaga Seng Hie merupakan dermaga tertua di Kota Pontianak. Foto: Teri Bulat
Pelabuan Seng Hie merupakan dermaga bongkar muat tertua di Provinsi Kalimantan Barat. Dermaga niaga tersebut dibuat dengan struktur beton dan menjadi pelabuhan atau pangkalan rakyat yang aktivitasnya cukup besar di Pontianak.
Pelabuhan yang berlokasi di Jalan Sultan Muhammad, Benua Melayu Laut, ternyata memiliki nilai historis yang tinggi, sehingga mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menetapkan Pelabuhan Seng Hie sebagai satu dari cagar wisata.
Kawasan Pasar Tengah masih menjadi pilihan pusat perbelanjaan bagi masyarakat Kalimantan Barat. Foto: Teri Bulat
Kawasan pasar tengah yang berlokasi di Jalan Tanjungpura Pontianak, merupakan satu di antara pasar tertua di Pontianak. Kawasan ini memiliki bangunan heritage dan memiliki ciri khas arsitektur bangunan tua, yang merupakan salah satu peradaban penduduk Kota Pontianak.
ADVERTISEMENT
Selain akan dijadikan tempat destinasi wisata, Pasar Tengah, juga akan dijadikan sebagai landmark Kota Pontianak.
3. Masjid Jami
Penambang sampan motor beraktivitas di dekat Masjid Jami Pontianak. Foto: Dok Hi!Pontianak
Masjid Jami merupakan masjid tertua di Kota Pontianak. Masjid ini merupakan salah satu bangunan yang menjadi pertanda berdirinya Kota Pontianak. Hampir 90 persen konstruksi bangunan masjid terbuat dari kayu belian atau kayu ulin. Atapnya yang semula dari rumbia, kini menggunakan bahan atap kayu sirap, dengan potongan kayu ulin berukuran tipis.
Bangunan SD Negeri 14 Pontianak Kota yang kini menjadi cagar budaya. Foto: Teri Bulat
Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah di Pontianak yang masih memiliki bangunan lama. SD Negeri 14 Pontianak berlokasi di Jalan Tamar, Pontianak Kota.
Menurut sejarahnya, bangunan kuno ini dulunya adalah Hollandsch Inlandsche School (HIS). Pemerintah Hindia Belanda mendirikan HIS atau setingkat SD sekarang, bertujuan untuk mengadakan pendidikan volkschool.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sekolah ini hanya untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Dengan pola arsitektur Belanda yang mengedepankan sirkulasi udara, tak heran meski sudah tua ini, bangunan ini masih tetap tegak berdiri.
Lapangan sepak bola Kebon Sajoek, menjadi pusat perbelanjaan sovenir dan oleh-oleh khas Kalbar. Foto: Teri Bulat.
Lapangan sepak bola Kebon Sajoek atau yang akrab disebut PSP, pernah dijadikan markas stadion atau kandang Persatuan Sepakbola Pontianak (PSP), yang kini lebih berubah nama menjadi Persipon.
Di kawasan ini juga menjadi pusat belanja oleh-oleh khas Kalimantan Barat, seperti suvenir, jajanan lidah buaya, keripik keladi, batik motif melayu dan dayak, miniatur rumah betang dan tugu khatulistiwa, serta Mandau, senjata khas suku Dayak.
Kawasan ini ternyata memiliki nilai sejarah yang penting, karena tempat ini merupakan tempat di mana bendera merah putih secara resmi dikibarkan untuk pertama kalinya di Kalimantan Barat, yakni pada 23 Oktober 1945. (hp8)
ADVERTISEMENT