Ada Makna Filosofi Kehidupan pada Mandau, Senjata Khas Suku Dayak

Konten Media Partner
16 November 2019 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Berbagai benda, terutama senjata khas suku Dayak dipamerkan di Rumah Radakng Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Pameran benda pusaka suku Dayak digelar pertama kali di Kalimantan Barat, tepatnya di rumah Radakng Pontianak, sejak (13/11). Pameran tersebut digagas oleh Folk Of Dayak (FOD), berbagai macam barang pusaka suku dayak dipamerkan langsung di acara tersebut, terutama senjata mandau.
ADVERTISEMENT
Cakra Wirawan, peserta pameran benda pusaka suku Dayak yang berasal dari Kalimantan Tengah, mengungkapkan, ternyata senjata Mandau merupakan senjata yang paling efektif untuk berperang pada zaman dahulu.
"Mandau baru dikenal di Kalimantan pada abad 18. Mandau ini merupakan senjata paling bungsu, dan menjadi senjata yang efektif untuk berperang zaman dulu," bebernya, Sabtu (16/11).
Berbagai benda pusaka bernilai seni ikut dipamerkan di Rumah Radakng Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Ia memaparkan, bahwa benda-benda pusaka suku Dayak ini merupakan bentuk nilai yang tertuang dari filsafat hidup suku dayak. "Mulai dari ukirannya, bentuknya, cara memilih bahan, itu ada filsafat nilai hidupnya. Suku dayak itu tidak mengenal tulisan, dia menuangkannya dalam bentuk karya seni, untuk mengetahui nilai falsafah hidupnya," jelasnya.
Ketika mandau menjadi senjata termuda suku Dayak, Duhung adalah senjata tertua dari suku Dayak. "Ganggangnya terbuat dari gading gajah. Sedangkan di Kalimantan saat ini sudah susah menemukan gajah. Berarti kemungkinan saat dulu, gajah masih banyak di Kalimantan," terangnya.
ADVERTISEMENT
Wisatawan menyaksikan pameran senjata dan benda pusaka Suku Dayak di rumah Radakng Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
"Kita juga ada taring harimau. Hari ini, kalau kita cari harimau Kalimantan, sudah tidak ada, tapi kita punya peninggalan taring harimau Kalimantan, yang bahkan taringnya lebih besar dari taring harimau Sumatera," tambahnya.
Ia mengungkapkan, untuk perawatan dari benda-benda pusaka inipun, dirawat dengan khusus. "Setiap benda atau senjata beda perawatannya. Kita selalu rawat. Kalau misalnya senjata, kita punya minyak khusus untuk mengoleskannya, supaya tidak berkarat," ungkapnya.
Mandau merupakan senjata termuda suku Dayak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Cakra juga berharap, dengan digelarnya pameran ini, masyarakat dapat lebih mengetahui sejarah benda pusaka, bahwa benda-benda tersebut tak hanya berbau mistis.
"Kita berharap semoga bisa memancing anak muda, karena selama ini benda pusaka itu berbau mistis, padahal di situ tidak hanya berbicara dengan mistis, tapi juga dengan teknologi. Seperti pada mandau, atau senjata hamon, artinya mereka telah mengetahui teknologi yang mumpuni, dan tidak seprimitif itu. Jadi ini memang ada nilai sejarahnya, bagaimana hidup suku Dayak dan bagaimana perkembangan peradaban," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Pada mandau kerap memiliki nilai filosofi hidup masyarakat dayak dan merupakan karya seni. Foto: Teri/Hi!Pontianak