Ahli Dermatovenereologist Sebut Bahaya Penggunaan Kosmetik Mengandung Merkuri

Konten Media Partner
10 September 2021 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kosmetik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kosmetik. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Berdasarkan riset 2019 di Indonesia dari 1.044 wanita, 94 persen mengandung merkuri di darahnya. Hal ini diungkapkan Ahli Dermatovenereologist, Dr. Nenden Sobarna, dalam webinar "Mercury: Musuh dalam Selimut", pada Kamis, 9 September 2021.
ADVERTISEMENT
"Ada penelitian, sebuah riset di Indonesia tahun 2019 dari 1.044 wanita, 97 persen mengandung merkuri di darahnya. Indonesia menduduki nomor satu di dunia terkait bahan merkuri," ungkapnya.
Merkuri atau juga biasa dikenal sebagai air raksa itu merupakan suatu bahan kimia yang sangat berbahaya dan beracun walaupun sedikit dalam penggunaannya. Nenden mengatakan, dulu kosmetik memang mengandung bahan merkuri sebanyak 0,007 persen. Namun, akibat adanya kematian di beberapa tahun kemudian, penggunaan merkuri dalam kosmetik pun tidak diperbolehkan.
Adapun produk kosmetik yang biasanya memiliki bahan merkuri, seperti lipstick, krim malam, sabun cuci muka serta riasan mata.
"Oleh BPOM selidiki, ternyata betul produk kosmetik yang mengandung merkuri, toksik dalam jangka panjang secara terus-menerus akumulasinya akan mengarah ke otak, ginjal dan hati," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau jangka pendek gejala awalnya adalah merkuri klorida jadi dia sifatnya mengelupas kulit, dermatitis sehingga terasa gatal, merah dan sebagainya. Setelah itu merkurinya akan masuk ke dalam tubuh, ke dalam darah," timpalnya.
Nenden memaparkan, efek merkuri untuk makeup banyak digunakan dalam produk karena dapat membuat kulit menjadi putih secara cepat dan instan. Merkuri sifatnya menghancurkan sel melanosit. Melanosis membentuk sebuah pigmen yang menjadi toksis sehingga menjadi cepat putih.
Ia pernah menemukan kasus perempuan berusia 32 tahun meninggal akibat kanker kulit yang diduga akibat penggunaan produk merkuri dalam jangan panjang.
Ahli Dermatovenereologist, Dr. Nenden Sobarna. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
"Waktu itu dia ada tahi lalat kemudian menggunakan produk ada merkuri merasa bagus tetapi kemudian setelah memakai produk itu tahi lalatnya semakin lama kian membesar dan akhirnya tidak bisa ditanggulangi dalam waktu 10 bulan, setelah itu dia meninggal karena melanoma atau kanker kulit," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui produk kosmetik mengandalkan merkuri atau tidak, bukan hanya sebatas mengecek label BPOM. Namun, ada beberapa pengecekan yang harus dilakukan atau menggunakan testkit merkuri agar akurat.
"Tapi kadang-kadang ada kosmetik abal-abal BPOM-nya tidak jelas. Jadi kita selain harus ngecek BPOM di produk, cek juga di website BPOM, benar enggak sih nomor ini ada. Terus kemudian dari fisiknya kita bisa melihat, lengket enggak karena merkuri tidak larut dalam air, jadi pasti krimnya agak lengket. Kemudian biasanya warnanya menyengat, kadang-kadang pinter orang kosmetik dia kasi pewangi-pewangi yang nyaman. Padahal kalau kasi pewangi pasti ada sesuatu di dalamnya," ungkapnya.
"Atau juga misalnya di label produk tertulis jangan kontak dengan bahan perhiasan dan emas, berarti itu pasti ada merkurinya karena kalau dia kontak kelihatan hitam bahan perhiasannya. Akan mempercepat jadi hitam, jadikan ketahaun dia ada merkurinya. Kalau mau lebih akurat gunakan test kit merkuri di apotik ada jual," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Jika merasa gejala-gejala awal dari bahan tersebut, Nenden menyarankan, untuk melakukan penanganan yang cepat dengan konsultasi langsung ke dokter. "Kalau didiamkan takut paparannya, akumulasinya lebih banyak tersimpan di hati, ginjal, otak dan darah itu yang akan menjadi parah," ujarnya.
Selain itu, jika produk yang dimiliki terdeteksi ada bahan merkuri di dalam produk tersebut tidak boleh dibuang begitu saja ke tempat sampah, harus dibungkus dan diberi label 'barang berbahaya'. Sebab merkuri merupakan zat kimia yang mudah menguap.
"Dengan bahayanya merkuri walaupun sedikit saja, itu sangat bahaya jadi jangan digunakan. Kalau mencintai diri sendiri dan sekitar kita harus hidup sehat dan pilih produk yang aman itu yang paling penting karena itu membahayakan sehingga menimbulkan kematian," pungkasnya.
ADVERTISEMENT