Aksi Heroik Awak KKP yang Meloncat ke Kapal Asing untuk Tangkap Pencuri Ikan

Konten Media Partner
22 Juli 2020 11:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, memberikan ucapan selamat kepada dua awal Kapal Pengawas KKP yang meloncat ke kapal asing. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menangkap 2 kapal ikan Vietnam, KG 91920 TS, dan KG 95732 TS, di wilayah perairan Natuna Utara.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan penangkapan tersebut juga didukung dari aksi heroik oleh 2 orang awak kapal pengawas yang melompat langsung ke kapal ikan asing tersebut.
Penangkapan kali ini, kata Edhy, modus yang dilakukan cukup berbeda dari biasanya, sehingga mengharuskan awak kapal terjun langsung melompat ke kapal asing tersebut.
Dua awak kapal pengawas KKP, Riko Putra dan Muhammad Nur Aflik, yang meloncat ke kapal asing. Foto: Teri/Hi!Pontianak
“Pengejaran dilakukan selama 3 jam. Itu paling singkat, karena biasanya 5 hingga 6 jam. Di saat kita menghadapi COVID-19, awak kapal masih bejibaku mengawas kekayaan kita,” jelas Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, saat konferensi pers, di Stasiun PSDKP Pontianak, Rabu (22/7).
Dua awak kapal pengawas tersebut adalah Riko Putra dan Muhammad Nur Aflik. Saat diwawancarai, Riko mengatakan, proses penangkapan cukup sulit, sehingga memgharuskan ia untuk melompat ke kapal asing tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tentunya proses penangkapan sangat sulit sekali, makanya kita berusaha melompat dari kapal. Kalau enggak, kita akan sulit menangkapnya. Itu teknik sudah dilakukan sebelumnya,” jelas Riko.
2 kapal berbendera Vietnam yang diamankan di stasiun KKP Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Aksi pelompatan langsung ke kapal asing tersebut, kata Riko, membutuhkan waktu beberapa detik saja untuk dapat mencapai kapal tersebut.
“Kalau tidak (meloncat ke kapal asing tersebut) bakal lewat kapalnya. Di dalam kapal, bisa kita lumpuhkan, karena kita melompatnya 2 orang langsung,” ucapnya.
Riko mengatakan, saat memasuki kapal tersebut tak ada yang membawa senjata tajam, sehingga semua pelaku dapat diamankan.
“Kalau di 2 kapal Vietnam jumlahnya ada 22 orang. Di dalam kapal Vietnam ini tidak ditemukan senjata juga. Dia juga berusaha melarikan diri. Saya baru sekali melalukan aksi melompat ini,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Muhammad Nur Aflik telah 2 kali melakukan pelompatan langsung ke kapal asing. Ia mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan aksi ini.
“Kalau masalah lompat melompat, itu dari dulu. Harus dilakukan. Yang penting dalam melompat itu, yang diperhatikan, bagaimana kita harus melompat, apakah membahayakan kita atau tidak,” jelasnya.
Ia melanjutkan, teknik melompat tersebut juga harus diperhatikan, mulai dari jarak, hingga pijakan, agar lompatan dapat tepat sasaran.
“Jarak kapal ke kapal vietnam itu kurang lebih 1 meter. Kita harus memperhatikan jarak dan pijakan, kalau tidak bisa jatuh, ini kita juga tetap dari arahan pimpinan. Kalau pimpinan bilang lompat, ya kita lompat. Kalau belum, ya belum. Jadi timingnya harus diatur,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Alfik menceritakan pengalamannya, setelah melompat langsung ke kapal asing tersebut, pada saat akan melumpuhkan lawan, pelaku pernah melakukan perlawanan.
“Waktu itu pernah terjadi, melakukan perlawanan, memang tidak pakai senjata, tapi pakai tang,” pungkasnya.