Konten Media Partner

Anies Bicara Ketimpangan, Ketidakadilan & Ketidaksetaraan: Kita Butuh Perubahan

7 Februari 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye Anies Baswedan di Eks Lapter Susilo Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye Anies Baswedan di Eks Lapter Susilo Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Sintang - Calon Presiden (Capres), Anies Rasyid Baswedan bicara tentang ketimpangan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan di Indonesia saat kampanye akbar di Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu, 7 Januari 2024. Dengan adanya kondisi tersebut, Anies menekankan pentingnya perubahan.
ADVERTISEMENT
“Kita merasakan Indonesia hari ini adalah negeri yang penuh dengan ketidakadilan, penuh dengan ketimpangan, penuh dengan ketidaksetaraan. Apakah itu boleh diteruskan? Apakah itu patut dibiarkan?,” tanya Anies. “Tidak,” jawab massa.
“Butuhnya?” tanya Anies, “perubahan,” jawab massa. “Kita berkumpul di sini karena ingin perubahan. Perubahan menuju Indonesia yang adil dan setara. Indonesia yang memberikan kesempatan yang sama,” ujarnya.
Anies menambahkan, dirinya bicara tentang ketidakadilan ketimpangan maupun ketidaksetaraan bukan karena saat ini menjadi calon dalam kontestasi politik.
“Hari ini saya memang dapat amanat menjadi Capres, tapi pembicaraan maupun usaha mengatasi ketimpangan sudah kami lakukan jauh sebelumnya. Tahun 2011 kami memulai mengirimkan guru ke tempat-tempat yang kekurangan dan tertinggal jauh. Dan waktu itu kami kirimkan guru ke Kapuas Hulu yang berada di ujung sini,” ungkap Anies.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kita mengirimkan guru ke tempat yang sulit? Karena kita menemukan anak-anak berkemampuan tapi tidak berkesempatan. Kemampuannya tinggi tapi kesempatannya tidak ada. Kalau mereka diberikan kesempatan, tidak akan kalah dengan anak-anak dari kota-kota besar lainnya,” ujarnya.
“Setiap kami datang ke tempat-tempat yang di pelosok, saya selalu merasakan bahwa PR besar kita adalah ketimpangan, ketidakadilan, ketidaksetaraan. Anak kita hebat, keluarga kita hebat, orang tua kita pekerja keras, tapi mereka tidak dapat kesempatan,” tukasnya.