Konten Media Partner

Banjir di Perbatasan Belum Surut, Tertinggi 20 Tahun Terakhir

31 Agustus 2024 20:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir memutus akses Jalan Paralel Perbatasan di Kecamatan Ketungau Hulu, daerah perbatasan Kabupaten Sintang dengan Malaysia. Foto: Yusrizal Bota/Hi! Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Banjir memutus akses Jalan Paralel Perbatasan di Kecamatan Ketungau Hulu, daerah perbatasan Kabupaten Sintang dengan Malaysia. Foto: Yusrizal Bota/Hi! Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sudah seminggu terakhir ini, banjir di Desa Sepiluk, Kecamatan Ketungau Hulu, daerah perbatasan Kabupaten Sintang dengan Malaysia tak kunjung surut.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Sepiluk, Dance Ferdinand mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi sekarang ini paling parah dalam 20 tahun terakhir ini.
“Tahun ini banjir paling tinggi. Sudah lebih 20 tahun baru banjir dalam kayak gini,” kata Dance ketika dihubungi, Sabtu malam 31 Agustus 2024.
Khusus di Desa Sepiluk, kata Dance, banjir merendam rumah penduduk dan Jalan Paralel Perbatasan, tepatnya di Sungai Kulan Dusun Gupung.
“Ada beberapa titik banjir di Jalan Paralel Perbatasan Dusun Gupung. Hingga saat ini, kendaraan baik itu mobil maupun motor tidak bisa lewat sama sekali. Akses sementara sepeda motor hanya menggunakan rakit,” ungkapnya.
Dance mengungkapkan, saat ini ada 35 unit rumah penduduk dan 1 masjid yang terendam banjir. “Akibat banjir, sekolah juga diliburkan dua hari ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ia sangat berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan banjir untuk masyarakat Desa Sepiluk. “Kita berharap ada bantuan dari pemerintah,” harapnya.