news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara 'Inovatif' Cegah Anak Kecanduan Gadget, Bolehkah?

Konten Media Partner
18 Juli 2019 8:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seorang anak bermain di gadget. Foto: Daddy Cavalero
Hi!Pontianak - Beberapa orangtua biasanya pusing memikirkan anak yang sudah terlanjur kecanduan bermain gadget. Beberapa hari kemarin, sempat viral di media sosial Twitter, sebuah unggahan foto dari akun @Astra_Galaksi, tentang cara yang dilakukan oleh seorang ibu untuk memberikan efek jera kepada anak yang kecanduan bermain gadget.
ADVERTISEMENT
Sang ibu semula mengingatkan untuk tidak terlalu sering bermain gadget. Namun nasihat tersebut tidak didengar oleh sang anak. Akhirnya dengan ide uniknya sang ibu mengancam anak, jika tetap bermain ponsel maka bagian bawah mata akan menjadi hitam.
Ancaman tersebutpun tidak berhasil. Anak tersebut tetap asyik bermain gadget. Aampai saat si anak tertidur pulas, sang ibu dengan idenya menghitamkan mata anak dengan produk kosmetik berwarna hitam di area matanya. Saat terbangun, anak tersebut menangis menjerit-jerit, karena melihat matanya yang sudah menghitam.
Seorang anak menangis, karena mengira matanya menghitam akibat terlalu lama bermain dengan gadget. Foto: Twitter @Astra_Galaksi
Dalam unggahan tersebut dikatakan, upaya ini untuk memberikan efek jera kepada anak, agar tidak terlalu sering bermain gadget. Namun berbagai macam komentar pro dan kontra dari netizen terkait unggahan tersebut. Lalu, bagaimana tanggapan psikolog anak dalam upaya yang dilakukan orangtua tersebut?
ADVERTISEMENT
Psikolog Patricia Elfira Vinny, mengaku setuju dengan inovasi yang dilakukan sang ibu dalam membuat efek jera kepada anak. "Saya setuju dengan cara ibu ini, melakukan inovasi untuk membuat anak jera menggunakan gadget. Karena penggunaan gadget tidak dianjurkan untuk usia balita dan tanpa pengawasan," kata Patricia, kepada Hi!Pontianak, Kamis (18/7).
Patricia mengatakan, cara ini boleh dilakukan, namun disertai dengan pengarahan yang benar, seperti setelah itu anak diberikan nasihat positif.
"Anak harus diberikan hal atau nasihat yang positif. Dari itu, anak akan dengan baik pula menerima, bahwa hal tersebut adalah cara untuk mereka mengontrol diri dari penggunaan gadget," kata Patricia.
Tetapi, jika hal tersebut tidak dilakukan, justru akan menimbulkan efek traumatis pada anak. Upaya ini juga dilihat dari bagaimana orang tua berinteraksi dengan anak. "Anak-anak lebih mudah menerima masukan, asal pemberian nasihat dilakukan dengan cara yang tepat, bukan dengan bentakan atau marah. Semakin diberi kalimat negatif yang semakin menakut-nakuti anak, maka anak bisa saja tumbuh menjadi seorang anak yang pencemas," ujar Patricia. (Hp8)
ADVERTISEMENT