Cegah Corona, Masyarakat Dayak di Sekadau, Kalbar, Gelar Ritual Tolak Bala

Konten Media Partner
23 Maret 2020 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual tolak bala yang digelar di Betang Youth Center Sekadau, Senin (23/3). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ritual tolak bala yang digelar di Betang Youth Center Sekadau, Senin (23/3). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Masyarakat Dayak di Kabupaten Sekadau, Kalbar, menggelar ritual tolak bala untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 di Betang Youth Center Sekadau, Senin (23/3). Ritual tolak bala ini diikuti sejumlah sub suku Dayak di Sekadau yang dimotori oleh Tariu Borne Bangkule Rajank.
ADVERTISEMENT
“Ritual tolak bala ini dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus corona,” ujar Welbertus Willy, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sekadau.
Willy menjelaskan, melalui ritual tersebut pihaknya ingin meminta kepada Tuhan agar virus corona tertolak penyebarannya di Sekadau. Ritual tolak bala ini sendiri sering dilakukan jika ada wabah atau penyakit yang menyebar.
“Memang sejak jauh hari kita sudah berkeinginan melakukan tolak bala. Selain itu, ritual ini juga sejalan dengan arahan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN),” ungkap Willy.
Prosesi ritual tolak bala yang digelar masyarakat Dayak Kabupaten Sekadau. Foto: Dok. Istimewa
Ritual tolak bala yang dinamakan ‘Adat Penyapat Virus Corona’ itu dilakukan dengan sejumlah perlengkapan adat, baik pakaian hingga makanan dan lain sebagainya. “Ini bentuk penghormatan kepada leluhur,” kata Sekundus, Ketua Panitia Pelaksana.
ADVERTISEMENT
Sekundus mengatakan, ritual tolak bala itu dilakukan menggunakan adat sub suku Dayak Ketungau. Hal tersebut dikarenakan suku Ketungau merupakan suku Dayak yang dominan tinggal di Kota Sekadau dan sekitarnya.
Sementara itu, Bupati Sekadau, Rupinus turut menghadiri ritual tolak bala tersebut. Ia mengatakan, ritual ini merupakan kearifan lokal sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Bupati Sekadau, Rupinus (tengah) menghadiri ritual tolak bala yang digelar di Betang Youth Center Sekadau, Senin (23/3). Foto: Dok. Istimewa
“Ini merupakan tradisi adat kita yang sudah dilakukan turun-temurun, dimana terjadi hal luar biasa maka dilakukan upacara ini. Ini sudah dilakukan di berbagai daerah, saat ini kita melakukannya di Sekadau,” papar Rupinus.
Menurut Rupinus, ritual tolak bala ini juga merupakan ikhtiar yang dilakukan. Ia mengatakan, ritual ini sendiri adalah wujud doa yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh nenek moyang.
ADVERTISEMENT
“Kita berdoa sesuai ajaran agama kita masing-masing. Ritual ini juga doa. Doa secara adat, supaya kita terhindar dari musibah dan dijauhkan dari musibah itu,” tuturnya.