news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cegah Corona, Warga Dayak Kalbar di Perbatasan Malaysia Gelar Ritual Ba'samsam

Konten Media Partner
20 Maret 2020 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual Ba'samsam yang dilakukan warga Dayak di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat, yang dilakukan tahun lalu. Foto: Dok Mex Athur
zoom-in-whitePerbesar
Ritual Ba'samsam yang dilakukan warga Dayak di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat, yang dilakukan tahun lalu. Foto: Dok Mex Athur
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid-19. Jika di perkotaan diterapkan work from home dan meliburkan para pelajar, masyarakat adat di Kecamatan Sajingan Besar menggelar ritual adat Ba'samsam.
ADVERTISEMENT
Ritual adat Ba'samsam, diikuti dengan pelarangan warga setempat untuk keluar rumah dan warga dari luar kampung dilarang untuk memasuki kampung tersebut. Semacam local lockdown.
Tokoh pemuda di Kecamatan Sajingan, Mex Athur, menjelaskan, ritual ini dilakukan oleh warga suku Dayak Rara dan Salako, di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. "Ritual Ba'samsam untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di wilayah perbatasan," kata dia, saat dihubungi Hi!Pontianak, Jumat (20/3).
Bantar yang digunakan untuk ritual Ba'samsam yang dilakukan warga Dayak di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat, yang dilakukan tahun lalu. Foto: Dok Mex Athur
Athur mengungkapkan, ritual adat ini secara turun-temurun dilakukan oleh suku dayak. "Untuk di daerah Aruk sendiri, besok akan dilaksanakan ritual adat, biasa disebut Ba'samsam. Samsam merupakan adat turun temurun. Biasanya diadakan setahun sekali. Tapi untuk tahun ini kemungkinan dua kali. Biasanya diadakan bulan 6, setelah gawai (pesta)," terangnya.
ADVERTISEMENT
Athur mengungkapkan, pada pekan ini, ketua adat sepakat untuk mengadakan ritual adat Ba'samsam, untuk mencegah wabah Covid-19 di daerah perbatasan.
"Karena ada wabah Covid-19 ini, jadi ketua adat besepakat untuk mengadakan ritual Samsam ini. Untuk mencegah wabah Covid, karena dalam keyakinan orang dayak Rara, Samsam salah satu untuk mencegah," jelasnya.
Barang-barang yang digunakan untuk ritual adat Basamsam. Foto: Dok Mex Athur
Ritual tersebut dilakukan dengan beberapa proses, hingga selanjutnya masyarakat di Kecamatan tersebut harus menetap dan beraktivitas di dalam rumah. Tak boleh bepergian.
"Untuk proses, biasanya dua hari sebelum tutup (kampung), diadakan ritual seperti Basapat. Basapat itu, ketua adat dan warga ke tempat ritual untuk melakukan semacam doa atau permintaan kepada Jubata (Tuhan), supaya wabah atau penyakit tidak masuk ke wilayah tersebut," paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di hari yang sama, warga juga membuat Bantar, persiapan untuk Kapanulak.
Athur melanjutkan, keesokan harinya, ketua adat dan warga pergi ke Panulak atau Kapanulak, tempat ritual untuk mengambil "air tawar" yang diyakini bisa "menawarkan" wabah atau penyakit. Air ini kelak digunakan untuk setiap kegiatan ritual Basamsam.
"Setelah kegiatan semua terlaksana. Keesokkan harinya langsung tutup. Jadi warga tidak bisa kemana-mana, hanya bediam diri di rumah," ungkapnya.
Air penawar yang dipercaya oleh masyarakat adat di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, untuk menyembuhkan penyakit. Foto: Mex Athur
Penutupan tersebut dilakukan satu hari satu malam, hingga keesokan harinya dibuka. Pada ritual yang dilakukan di Kecamatan Sajingan Besar tersebut, terdapat 5 desa yang melakukan ritual adat ini.
"Ada 5 desa di sini yang melakukan ritual ini, seperti Desa Senatap, Sentaban, Kaliau, Sungai Bening, dan Sebunga," pungkasnya.
ADVERTISEMENT