Konten Media Partner

Cerita Nelayan di Pulau Penata Kecil, Awalnya Nguli Kini Sudah Punya 7 Bagan

2 November 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan di Pulau Penata Kecil Bengkayang menunjukkan bagan yang dimilikinya. Foto: M. Zain/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan di Pulau Penata Kecil Bengkayang menunjukkan bagan yang dimilikinya. Foto: M. Zain/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sebagian besar penduduk musiman yang tinggal di Pulau Penata Kecil, Kabupaten Bengkayang, pekerjaannya adalah nelayan. Satu di antaranya adalah Hasanudin, warga Desa Karimunting Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang.
ADVERTISEMENT
Jurnalis Hi!Pontianak berkesempatan langsung melihat Hasanudin mengolah ikan teri hasil tangkapannya pada malam hari. Dalam kesempatan itu, Hasanudin juga banyak bercerita tentang awal mulanya menjadi nelayan hingga sekarang ini.
Pria asal Sulawesi tersebut merantau ke Pulau Penata Kecil sejak 2003 atau 21 tahun yang lalu. Pada saat pertama kali datang, Hasanudin bekerja dengan pemilik bagan (alat nelayan mencari ikan).
"Pertama datang itu nguli (kerja) dulu sama orang. Berjalan setengah tahun nguli baru bikin bagan sendiri. Alhamdulillah sekarang sudah punya 7 bagan," ungkapnya.
Di Pulau Penata Kecil, Hasanudin tinggal di pondok yang juga menjadi tempat mengolah ikan hasil tangkapannya. Biasanya ia hanya tinggal beberapa hari di pondok itu kemudian balik lagi ke rumahnya di Desa Karimunting.
ADVERTISEMENT
"Kita di sini cari nafkah saja, rumah kita di kampung sana di Karimunting. Di sini biasa 2 hari bahkan 1 hari kita sudah naik (pulang) lagi untuk bawa ikan karena tidak bisa dibiarkan terlalu lama," ujarnya.
Hasanudin mengatakan, pencarian utama para nelayan adalah ikan teri karena hasil tangkapannya lumayan banyak. Sedangkan untuk ikan lainnya seperti sotong hasilnya tidak terlalu banyak.
"Utamanya kita itu ikan teri lah. Kalau sotong itu kan musiman juga, paling banyak bisa kita dapat itu 50-100 kg. Sedangkan ikan teri bisa sampai 1 ton seperti baru-baru ini," katanya.
"Musimnya Ikan teri itu mulai bulan 2 sampai bulan 4. Kemudian bulan 5 mulai kurang, bulan 6 sampai 8 kosong. Baru mulai bulan 9 sampai bulan 12 itu panen raya," tambah Hasanudin.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan nelayan lainnya, Hasanudin menjual ikan teri yang telah diolahnya itu ke pembeli langsung. Tidak lagi melalui tengkulak atau yang biasa disebut nelayan bos.
"Pembelinya itu ada dari Pontianak, Semudun, Sambas. Untuk harga jualnya itu kemarin Alhamdulillah masih dapat Rp 60 ribu per kilogram, sekarang udah turun lagi jadi Rp 57 ribu," jelasnya.
Hasanudin biasa merebus ikan teri hasil tangkapannya itu mulai pukul 7 malam. Jika hasil tangkapannya banyak atau mencapai 1 ton, ia dibantu pekerjanya bisa merebus sampai ketemu pagi hari.
Setelah direbus, selanjutnya ikan teri tersebut dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Cukup sekitar 4 jam dijemur jika cuaca terik, ikan teri sudah siap untuk dijual.
ADVERTISEMENT