Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Cerita Peneliti Muda Kalbar soal Peluang Pemanfaatan Lahan Gambut
8 Juli 2021 11:38 WIB
ยท
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:50 WIB

ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kabupaten Kubu Raya merupakan salah daerah di Kalimantan Barat yang memiliki tanah gambut yang cukup luas dibanding daerah lainnya. Hal inilah yang membuat ICRA (World Agroforestry Centre) wilayah Kalbar melakukan penelitian terhadap lahan gambut tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 55 peneliti muda telah terjun ke lapangan dengan didampingi para peneliti ICRAF sejak Februari 2021. Mereka merupakan sarjana yang telah lulus 2 tahun dan dilatih menjadi peneliti lapangan.
Mereka berinteraksi dengan petani gambut serta para pegiat gambut untuk mengungkap berbagai pengetahuan, pembelajaran, dan opsi intervensi untuk pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di Kalimantan barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan penelitian muda gambut tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana kaum muda menjaga ekosistem gambut.
Salah satu Peneliti Muda Gambut (PMG), Nurhayatun Nafsiyah mengatakan, selama hampir 2 bulan melakukan penelitian di berbagai desa banyak hal baru yang didapatkan. Meskipun berlatar belakang keilmuan kimia, hal itu tidak membuatnya kebingungan selama turun lapangan.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan selama turun lapang, Saya yang memiliki latar belakang keilmuan kimia, sangat mensyukuri bisa bergabung dalam kegiatan ini. Saya yang biasanya melakukan penelitian di dalam laboratorium, sangat menikmati melakukan penelitian yang terlibat langsung di tengah masyarakat," kata Naf sapaan akrab Nurhayatun Nafsiyah, Kamis, 8 Juli 2021.
Ia bersama rekan-rekannya mencatat ada 3 desa di Kubu Raya yang memiliki hutan lindung yang masih terjaga. Ketiga desa tersebut, di antaranya Desa Muara Baru, Betuah, dan Tanjung Beringin.
"Selama di desa kami melihat masyarakat desa mengelola lahan gambut dengan baik. Mereka membudidayakan tanaman seperti karet, kelapa sawit, jahe, dan nanas. Proses pembukaan lahan yang ditemukan di desa-desa tersebut dilakukan secara tradisional," ungkap Naf.
ADVERTISEMENT
"Mereka masih menebas, menebang, mencangkul untuk buka lahan. Pembukaan lahan untuk budidaya jahe, misalnya, dilakukan dengan mengupas lapisan gambut terlebih dahulu," timpalnya.
Selama penelitan di lapangan, Naf mengatakan, perpindahan desa menjadi salah satu kendala dalam penelitian. Kendati demikian dalam proses pengambilan data bersama masyarakat desa tidak terjadi kendala, bahkan masyarakat begitu antusias dan merespon dengan positif kegiatan mereka.
"Yang mana kita tahu kalau ke desa itu akses jalannya masih belum memadai untuk perjalanan. Setiap desa itukan beda-beda aksesnya ada melalui jalur darat, ada juga jalur air. Lebih ke akses perjalanan aja kendalanya. Selebihnya kalau kendala lapangan saat penelitian alhamdulilah tidak ada, karena penelitian yang kita lakukan (pengambilan data) secara wawancara dan diskusi. Jadi antusisas masyarakat di desa juga luar biasa untuk hadir dan ikut dalam kegiatan kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Akhir dari penelitian yang dilakukan oleh Naf dan rekan-rekannya itu untuk mencari tiga komoditas utama atau unggulan dari masing-masing desa lahan gambut. Setelah terpilih, hasil penelitian desa tersebut nantinya akan dikelolah kembali oleh tim ICRAF di Bogor untuk keterlibatan pengelolaan tahapan proyek selanjutnya.
Sementara itu, Koordinator ICRAF Wilayah Kalbar, Happy Indrawan mengungkapkan, Peneliti Muda Gambut (PMG) merupakan salah satu prakarsa dalam Program Peat-IMPACTS, ICRAF Indonesia. Kegiatan di Kalimantan Barat ini adalah yang kedua setelah program serupa rampung di Sumatera Selatan.
Ini juga menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki semangat dan antusiasme untuk terlibat dalam penelitian tentang berbagai aspek dalam pertanian di lahan gambut, selaras dengan aksi penelitian Peat-IMPACTS.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah upaya ICRAF dalam membangun sumber daya manusia di dalam penelitian lapangan terkait gambut. Bagaimana kita bisa menemunkan pahlawan-pahlawan gambut di tingkat desa, yakni masyarakat desa yang selama ini sudah berjuang mengelolah lahan gambut secara ekonomi maupun secara ekosistem, misalnya mencegah kebakaran lahan dan lain-lain. Tagline pahlawan gambut sebenarnya untuk bagaimana mengajak kaum muda untuk mau terlibat dalam menjaga ekosistem gambut," paparnya.
Happy menuturkan, ICRAF melakukan penelitian terhadap lahan gambut yang ada di Kabupaten Kubu Raya dikarekanan daerah tersebut dinilai memiliki jumlah tanah gambut yang cukup luas dibanding daerah lainnya.
"Hampir 80 persen lebih kawasan di Kubu Raya itu gambut. Kubu Raya juga menjadi area kedua yang sering terjadi kebakaran lahan. Dua aspek itu yang menjadi alasan kita memilih untuk menjadikan Kubu raya sebagai tempat penelitian ICRAF," pungkasnya.
ADVERTISEMENT