Cerita Penjual Nasi Goreng di Kalbar: Tak Apa Rugi, Rezeki Sudah Ada yang Atur

Konten Media Partner
9 April 2020 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus sedang menyiapkan gerobak jualannya. Foto: Nono Suprayitno
zoom-in-whitePerbesar
Agus sedang menyiapkan gerobak jualannya. Foto: Nono Suprayitno
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Dampak pandemi COVID-19 atau wabah Corona, terasa hampir di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali di Singkawang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Menyandang status sebagai "Kota Pariwisata", Singkawang selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal, domestik, maupun mancanegara. Namun sejak pandemi Corona melanda, Singkawang menjadi sepi.
Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan physical distancing, warga dilarang untuk berkumpul ataupun nongkrong. Pedagang tetap boleh berjualan, tapi tidak boleh melayani makan di tempat. Hanya melayani pesanan bungkus atau pesan antar.
Agus difoto di depan gerobaknya. Foto: Dok Hi!Pontianak
Para pedagang tentu terkena dampaknya, termasuk pedagang makanan. Agus misalnya. Pedagang kecil yang menjual nasi mi goreng di pusat kota Singkawang, atau tepatnya di belakang kelenteng Tri Dharma Bumi Raya ini, mengaku omzetnya jauh menurun.
Sebelum COVID-19 menyerang, dalam satu malam ia mampu menjual hingga lebih dari 200 piring nasi atau mi goreng. “Kini jauh turunnya. Lebih dari 50 persen,” kata Agus, saat dihubungi Hi!Pontianak, Kamis (9/4).
ADVERTISEMENT
Agus yang mengaku paham dengan wabah COVID-19, dan bagaimana cara mencegah penyebarannya, mengikuti saran pemerintah. Ia tak melayani pembeli yang makan di tempat.
Agus menyiapkan gerobak jualannya. Foto: Nono Suprayitno.
Bahkan di gerobaknya, ia pasangi banner bertuliskan “Maaf, untuk sementara tidak melayani makan di tempat".
Ia juga menyediakan sabun dan air, bagi pelanggan yang ingin mencuci tangan, sembari menunggu Agus menyiapkan pesanan nasi atau mi goreng langganannya.
“Mau bagaimana lagi, karena kesehatan memang yang paling utama. Yang namanya rezeki, sudah ada yang mengatur. Yang penting saya berdoa agar wabah ini segera berakhir. Tak apa rugi, yang penting masyarakat sehat,” ujar Agus.
Agus sedang membuatkan nasi goreng pesanan pelanggannya. Foto: Dok Hi!Pontianak
Begitu juga Ewin, kolega Agus, sesama pedagang makanan di Pasar Hongkong Singkawang. Pria yang menjual minuman di Belakang Kelenteng Tua ini, juga mengaku pendapatannya turun drastis.
ADVERTISEMENT
“Turunnya 80 persen. Karena pelanggan saya kan anak-anak nongkrong. Tapi karena sekarang kami hanya melayani pesan bungkus, jadi yang beli sudah sepi. Mudah-mudahan cepat selesai wabah ini,” kata Ewin, yang sengaja tidak menyediakan kursi di sekitar gerobak kopinya.