Konten Media Partner

Cerita Priska Yeniriatno, Pelopor Batik di Kota Singkawang

2 Oktober 2020 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa koleksi kain batik yang ada di galeri Kote Singkawang milik Priska. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa koleksi kain batik yang ada di galeri Kote Singkawang milik Priska. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Cerita Priska yang Jadi Pelopor Batik di Kota Singkawang
Hi!Pontianak - Sebagai warisan kebudayaan dunia, kini batik sudah semakin berkembang dan meluas. Setiap daerah di Indonesia mengembangkan batik, dengan motif dan khasnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan Kota Singkawang. Pengembangan membatik di Kota Singkawang dipelopori oleh Priska Yeniriatno. Ini dilakukan Priska sebagai persembahan untuk Kota Singkawang.
Priska mengaku Singkawang saat itu belum mempunyai batik yang sesuai dengan pengertian batik sebenarnya. Hal tersebut lah yang kemudian mendorong dirinya untuk menekuni membuat batik khas Singkawang.
Kecintaannya akan batik mulai tumbuh sejak dirinya menimba ilmu di sebuah Perguruan Tinggi swasta di Yogyakarta. Pada 2010, Priska mulai mendalami batik di rumah eyang angkatnya yang memang merupakan pengrajin batik.
Priska Yeniriatno, pionir batik di Singkawang. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
"Saya belajar di sana, mulai dari membuat garis, membuat garis bergelombang, membuat lingkaran, membuat segitiga, kotak, sampai akhirnya diizinkan untuk membuat motif," ujar Priska kepada Hi!Pontianak, Jumat (2/10).
Priska memang bukan pembuat batik sembarangan. Ia tidak membuat dan menjual batik ala kadarnya. Setiap motif yang ia buat ada makna yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT

Membuat Beragam Motif Batik

Motif batik kote Singkawang misalnya, terinspirasi dari nuansa adab masyarakat Kota Singkawang dan beberapa tanaman endemik di wilayah setempat yang hampir punah. Satu di antaranya adalah anggrek dan tengkawang Singkawang.
"Yang bernuansa adab masyarakat Kota Singkawang, seperti motif nelayan bejale, bunga betabur, bunge simpur susun talam. Sedangkan tanaman endemik yang hampir punah di Kota Singkawang seperti bunga anggrek Singkawang, tengkawang singkawang," ungkapnya.
Motif yang paling digemari Priska, motif bernuansa etnik. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Adapun batik yang dibuat oleh Priska dengan metode cara dilukis, ada juga yang Priska buat dengan menggunakan cap (canting cap), seperti cap yang dibuat dari kertas limbah. Ketika ditanya mengapa memilih batik? Priska menjawab, membatik adalah hobi yang ketika ia kerjakan mendapat kebahagiaan tersendiri.
ADVERTISEMENT
"Saya terlahir sebagai anak Singkawang. Punya hobi membatik setelah belajar membatik 2010 pada saat menempuh studi di Yogyakarta. Bukan ambisi menjadi pelopor batik Singkawang, tapi niat mengenalkan batik supaya tetap berbudaya. Berbagi ilmu yang kita punya sepertinya tidak akan ada ruginya," kata Priska.
Dalam rangka hari batik nasional 2020, Priska berniat ingin memperkenalkan batik Kalimantan Barat serta mengembangkan Kampung Batik yang sudah berjalan sejak 1 Agustus 2019 dengan nama Ragam Corak Singkawang 3 Penjuru.
"Di Hari Batik Nasional, saya niatkan untuk memulai misionaris batik Kalbar, selain ragam corak 3 penjuru. Mulai membuka workshop Batik di Pontianak juga. Dengan harapan dari Singkawang-Pontianak dan menuju daerah lainnya, keliling Kalbar untuk memperkenalkan batik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT