Dirikan 1.120 Telur, Warga Pontianak Pecahkan Rekor MURI

Konten Media Partner
22 September 2019 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Muri menghitung jumlah telur yang berdiri pada Kulminasi Matahari di Pontianak, Minggu (22/9). Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Tim Muri menghitung jumlah telur yang berdiri pada Kulminasi Matahari di Pontianak, Minggu (22/9). Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada ajang Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa, Minggu (22/9). Sebanyak 1.120 butir telur berhasil didirikan di Titik Kulminasi Matahari hingga memecahkan rekor MURI.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengatakan Festival Kulminasi Matahari yang digelar di Kota Pontianak ini setiap tahunnya semakin menarik dan berinovasi.
"Kita semakin tahun semakin berkreativitas, berinovasi agar potensi Tugu Khatulistiwa pada event kulminasi menjadi event tahunan tetap di Pontianak," tutur Edi, usai mendirikan telur.
Warga antusias mengikuti Festival Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa, Pontianak, Kalbar. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Ia mengatakan, Festival Kulminasi Matahari kali ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, tahun ini agenda Kulminasi Matahari juga dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan Pontianak International Dragon Boat dan Khatulistiwa Run 2019.
"Tahun ini kita dirangkai dengan Internasional Dragon Boat dan Khatulistiwa Run, itu meraih MURI juga. Itu kita ciptakan, jadi setiap tahun harus ada yang menarik," katanya.
"Yang datang juga lumayan karena dibarengi dengan event Dragon Boat tadi. Mereka mau datang kalau ada event menarik. Jadi kita rangkai dengan kegiatan internasional," sambung Edi.
Wali Kota Pontianak ikut mendirikan telur pada Festival Kulminasi Matahari yang meraih rekor Muri. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Menurut Edi, persiapan Festival Kulminasi Matahari pada September ini dikemas dengan persiapan yang matang. "Anggaran dana kita sekitar 500 juta," bebernya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Edi sempat meminta penundaan sementara rangkaian International Dragon Boat dan Khatulistiwa Run karena kabut asap. Hal ini sebagai langkah untuk mengantisipasi kecelakaan yang tidak diinginkan.
"Kemarin itu kendala cuaca, jadi beberapa agenda sempat ditunda, yang lain juga ingin menghadiri acara itu banyak. Sampai nunggu di Bandara, karena tidak bisa mendarat akibat kabut asap. Cuaca jadi pertimbangan atau evaluasi kita untuk menggelar event ini tahun depan. Tapi, yang pasti Internasional Dragon Boat tetap, Khatulistiwa Run juga tetap kita libatkan bersama pihak LAPAN juga," tukas Edi. (hp8)