Ensaid Panjang, Rumah Adat Suku Dayak Penghasil Tenun Terbaik

Konten Media Partner
16 Maret 2021 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Ensaid Panjang membuat kain tenun ikat. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Warga Ensaid Panjang membuat kain tenun ikat. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Keberadaan rumah betang Ensaid Panjang di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih eksis hingga kini. Dari rumah panjang suku Dayak Desa ini lah kain tenun ikat terbaik berasal.
ADVERTISEMENT
Tim Jurnalis Ekspedisi Borneo Honda ADV 150 berkesempatan mengunjungi rumah adat sepanjang 120 meter tersebut, Senin 15 Maret 2021. Jaraknya sekitar 45 kilometer dari pusat kota Sintang. Tak jauh dari Bukit Kelam, bukit monolit terbesar di dunia.
"Rumah betang ini berdiri sejak 1986. Sebelumnya bukan di sini. Tahun 1986 kami sepakat untuk membangun ulang rumah betang Ensaid Panjang ini," ujar Bintang, tokoh masyarakat setempat.
Di sana terdapat 82 jiwa yang masih tinggal di sana. "Sekitar 32 keluarga yang mendiami 28 bilik. Jadi ada satu bilik yang di dalamnya ada dua keluarga," ungkapnya.
Rumah Betang Ensaid Panjang berjarak sekitar 45 km dari Kota Sintang. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Keunikan dari rumah betang Ensaid Panjang adalah kayu yang digunakan masih berbentuk bulat. "Kami tak mau pakai kayu yang sudah dipotong, jadi tetap pakai kayu bulat. Ini sudah kesepakatan kami. Kami sepakat tak mau merusak hutan yang ada di sini," katanya.
ADVERTISEMENT
Nama Ensaid Panjang cukup terkenal, terutama di dunia fashion. Banyak desainer yang menggunakan tenun asal Ensaid Panjang. Bahkan beberapa desainer fashion sengaja datang ke Ensaid Panjang, untuk memesan khusus model tenun, agar dapat diaplikasikan secara efisien pada busana yang mereka rancang.
"Ensaid Panjang ini memang tenunnya yang terkenal. Ibu-ibu di sini menenun. Sekarang anak-anak perempuan juga sudah ikut menenun. Jadi ada regenerasinya hingga sekarang," terang Bintang.
Ensaid Panjang adalah salah satu bagian dari Heart of Borneo, atau Jantung Kalimantan, yang cukup mudah untuk diakses. "Jalurnya sekarang sudah enak. Bisa ditempuh dengan kendaraan," kata Bupati Sintang, Jarot Winarno.
Tim Jurnalis Ekspedisi Borneo Honda ADV 150 saat melintasi rute menuju Rumah Betang Ensaid Panjang. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Diko Eno, jurnalis yang ikut Ekspedisi Borneo Honda ADV 150, mengaku sangat menikmati perjalanan menuju Ensaid Panjang. "Jalannya memang sudah mulus, tapi cukup menantang, karena berada di kaki bukit. Saya sangat menikmati rute ini terlebih dengan menggunakan Honda ADV 150 yang memiliki performa kendali dan kapasitas mesin yang cukup besar," ujarnya.
ADVERTISEMENT