Konten Media Partner

Feri Penyeberangan Kapuas Segera Terapkan Transaksi Nontunai

22 Februari 2019 12:01 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Feri penyeberanga di Sungai Kapuas, Pontianak.
zoom-in-whitePerbesar
Feri penyeberanga di Sungai Kapuas, Pontianak.
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak. Program Pontianak Cashless atau transaksi nontunai telah diterapkan selama setahun terakhir di Kota Pontianak.
ADVERTISEMENT
Ditandai dengan penandatangannya MoU (Momerandum of Understanding) oleh Pemerintah Kota Pontianak, Bank Indonesia, dan Pertamina, terkait pembayaran non tunai di seluruh SPBU Kota Pontianak per 1 Januari 2018.
Program cashless tampaknya akan terus dikembangkan melihat adanya upaya dari Pemkot untuk memberlakukan transaksi nontunai terhadap pembayaran jasa penyebrangan kapal feri. Sejak 13 Febuari 2019, Pemkot dan ASDP sudah memasang pengumuman, bahwa kapal feri penyeberangan dari Pontianak menuju Siantan akan menggunakan pembayaran nontunai.
Hal tersebut ditanggapi dengan santai oleh Ipunk Wahaha, selebgram sekaligus pelanggan jasa feri penyebrangan tersebut. "Ini berarti Pontianak sudah menuju ke arah yang lebih baik, seperti Singapura lah," ungkap Ipunk, Jumat (22/2).
Ipunk mengaku lebih senang dengan sistem cashless dibandingkan membawa uang tunai. "Saya pribadi lebih senang pake kartu dibanding bawa uang tunai, menawarkan kemudahan dan anti ribet," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ipunk sangat mendukung adanya rencana penerapan sistem nontunai dalam pembayaran jasa kapal feri.
Lain halnya dengan Eza Gustian, publik figur muda yang juga merupakan pelanggan setia kapal feri. Eza mengatakan, dalam dirinya masih terdapat keraguan tentang wacana ini. "Saya sebenarnya sangat mendukung, tapi belum bisa yakin 100 persen, khususnya masalah keamanan," ungkap Eza.
Seperti yang diketahui, kartu nontunai tidak memiliki keamanan yang cukup baik seperti halnya PIN pada kartu ATM.
"Menggunakan kartu ini kan tinggal gesek saja, nah coba bayangkan jika kartunya hilang, dipungut orang, sudah pasti habis saldo kita," kata Eza.
Menurutnya, jika memang sistem nontunai diterapkan, harus diimbangi dengan sistem keamanan yang baik pula. "Saya sangat mendukung transaksi nontunai, cuma saya ingin keamanannya dapat ditingkatkan, biar masyarakat dapat sepenuhnya yakin," saran Eza.
ADVERTISEMENT
Pendapat berbeda dikemukakan oleh pekerja dunia hiburan lainnya, Rastra Barata Meiyogi. Pria yang akrab disapa Ogik ini mengatakan setuju saja dengan sistem cashless tersebut namun sebagai opsi tambahan. "Saya setuju, tapi hanya sebagai fasilitas tambahan saja, bukan diwajibkan," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan belum semua masyarakat dan semua tempat menerapkan sistem ini. Ogik memberikan sebuah masukan terkait wacana ini. "Mending tuntut sistem cashless di embel-embel promo. Misalnya kalo bayar tunai Rp 10.000, pake nontunai cuma Rp 5.000," ungkapnya.
Hal tersebut ia nilai sebagai solusi praktis, dibandingkan jika harus melakukan sosialisasi yang akan lebih banyak menelan anggaran. (hp5)