Konten Media Partner

Filosofi Nomor Urut 2, Norsan: Simbol Kemenangan dan Kedamaian

23 September 2024 21:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan saat menggelar jumpa pers dengan awak media. Foto: Yulia Ramadhiyanti/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan saat menggelar jumpa pers dengan awak media. Foto: Yulia Ramadhiyanti/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Calon Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengungkapkan filosofi nomor urut dua yang dia dapatkan bersama Calon Wakil Gubernur pasangannya Krisantus.
ADVERTISEMENT
Menurut Norsan, nomor urut dua merupakan simbol kemenangan dan kedamaian di Pemilihan Gubernur Kalbar.
"Alhamdulillah kita dapat nomor ini. Ini rencana terbaik Allah SWT. Nomor dua itu peace atau damai. Dan maknanya kemenangan, victory," jelas Norsan usai penetapan nomor urut paslon di Qubu Resort, Senin (23/9/2024).
Norsan meyakini nomor urut dua merupakan hidayah bagi dia dan Krisantus sebagai pasangannya.
Nomor dua, sejalan dengan konsep yang akan diterapkannya dalam visi misi pasangan ini, yakni pembangunan yang seimbang.
"Keseimbangan dalam hal perubahan. Artinya seimbang untuk warga Kalbar baik yang ada di hilir maupun di hulu," jelasnya.
Pasangan dengan tagline NKRI ini, juga memastikan akan berlaku adil dalam pemerataan pembangunan jika terpilih memimpin Kalbar.
ADVERTISEMENT
Tidak berpihak hanya pada satu golongan atau daerah tertentu. Pasalnya pasangan ini mencerminkan persatuan dan kebinekaan.
"Akan berlaku adil bagi semua daerah yang kami pimpin. Kami tak memandang status sosial. Adil jadi haknya," kata Norsan.
Sementara itu, Cawagub Krisantus menambahkan, pasangan NKRI akan membuat suasana Kalbar yang sejuk.
"Pemimpin harus tegas membuat rasa tenang buat rakyatnya," tandas Krisantus.
Dalam kesempatan itu, pasangan Norsan dan Krisantus juga mengimbau seluruh pihak untuk menjaga kedamaian dalam proses Pilkada ini.
Berbeda pandangan politik, merupakan hal yang biasa. Kendati demikian, silaturahmi harus tetap dijaga agar tetap utuh dan tidak sampai terpecah.