Gapkindo Kalbar: Tak Ada Pabrik Karet yang Tutup Karena Wabah COVID-19

Konten Media Partner
9 April 2020 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebun karet di Kalbar. Foto: Dok Dinas Perkebunan. Foto: Dok Dinas Perkebunan Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebun karet di Kalbar. Foto: Dok Dinas Perkebunan. Foto: Dok Dinas Perkebunan Kalbar
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar, mengklarifikasi terkait isu tidak benar, yang beredar di masyarakat, tentang penutupan pabrik karet di Kalbar, akibat dampak dari wabah COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini pabrik karet kita, dari anggota Gapki Kalbar, tidak ada yang tutup pabrik karet. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir atau resah dengan isu yang ada," ujarnya, Kamis (8/4).
Ia menyebutkan, dampak COVID-19 sendiri jelasnya tentu ada, namun tidak sampai tutup pabrik pengolahannya. "Yang ada saat ini, yakni penurunan produksi, karena permintaan karet turun, akibat dampak COVID-19. Kembali, sejauh ini belum ada pabrik karet tutup dampak COVID-19," katanya.
Terkait harga karet, menurutnya, karena saat ini permintaan turun maka juga berpengaruh dengan harga di tengah masyarakat.
"Harga karet di awal tahun di pasar internasional sekitar 1,4 dollar AS per kilogram. Namun beberapa hari ini harga karet hanya di kisaran 1,06 dolar AS per kilogram. Harga turun dampak permintaan dari luar turun dampak COVID-19," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terkait isu pabrik karet ditutup, Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Heronimus Hero, mengatakan bahwa isu tersebut tidak benar. Menurutnya, isu tersebut sepertinya potensial dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab, untuk mencari keuntungan melalui penurunan harga pembelian karet di tingkat petani.
"Sehingga otomatis menurunkan pendapatan petani karet. Untuk itu baik Ketua Gapkindo maupun saya berharap agar masyarakat khususnya pekebun karet untuk tetap berusaha memproduksi karet seperti biasa karena pabrik karet di Kalbar tetap operasional," paparnya.
Ia tidak memungkiri, dampak COVID-19 terhadap sektor perkebunan pasti ada. Dari sisi hulu petani dianjurkan pemerintah untuk di rumah. Hal itu mendorong produksi turun.
"Dari sisi hilir, permintaan oleh negara-negara yang terdampak COVID-19 mengurangi produksi industrinya. Dengan demikian mempengaruhi karet dalam negeri sebagai bahan bakunya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT