Gubernur Sutarmidji: Kalimantan Barat Terancam Gundul Jika Kratom Dilarang

Konten Media Partner
28 Juli 2022 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Kalbar, Sutarmidji. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Kalbar, Sutarmidji. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Masyarakat Kalimantan Barat hingga saat ini masih banyak menanti hasil laboratorium atau keputusan Pemerintah terkait pendistribusian dan legalisasi kratom.
ADVERTISEMENT
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, menyebutkan Kabupaten Kapuas Hulu adalah daerah penghasil utama kratom. Terdapat sebanyak 20 juta pohon kratom yang tumbuh segar di sana.
Midji menyayangkan jika kratom akan dilarang pendistribusiannya. Ia menyebutkan jika kratom dilarang, maka Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Kapuas Hulu terancam gundul, karena akan banyak pohon yang harus ditebang.
“(Saya berharap) Supaya kratom itu tidak ditebang. Bayangkan saja, di Kapuas Hulu itu ada 20 juta pohon kratom. Kalau itu ditebang, gundul itu Kapuas Hulu,” terangnya, Rabu, 27 Juli 2022.
Ia menyebutkan, pihaknya tidak akan melarang penggunaan kratom, namun harus dilakukan tataniaganya. Karena, kata dia, ada senator dari Amerika yang sudah pernah datang ke Kapuas Hulu dan siap untuk membantu membuat pabrik pengolahan kratom.
ADVERTISEMENT
“Kratom kan sudah masuk dalam tanaman jenis obat tapi kita masih menunggu hasil laboratorium. Kita lebih cenderung tidak dilarang, tapi ditataniagakan. Kapuas Hulu juga harus jaga Betung Karihun dan Danau Sentarum. Nah Eropa dan Amerika itu butuh hutan tropis yang lestari,” ungkapnya.
“Bahkan ada senator Amerika datang ke sana (Kapuas Hulu) dia siap untuk membantu pabrik untuk pengolahan kratom. Memang mereka masih bisa terima, hanya kita saja yang masih melarang,” lanjut Midji.
Ia menyebutkan, kratom merupakan jenis tanaman yang memiliki zat adiktif 4 kali lebih tinggi dari pada ganja. Namun kata dia, kratom tidak membuat orang berhalusinasi.
“Kratom itu zat adiktifnya 4 kali dibanding ganja tapi tidak membuat orang berhalusinasi, ini yang menjadi tantangan bagi laboratorium. Kemarin ada tim dari Jepang, saya minta segera untuk teliti, mereka siap untuk meneliti itu sebagai CSR mereka,” tukasnya.
ADVERTISEMENT