Gubernur Sutarmidji Sentil Dinsos: Program untuk Disabilitas Jangan Monoton

Konten Media Partner
17 Desember 2022 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu peserta penyandang disabilitas mengikuti kegiatan jalan santai dalam rangka Hari Disabilitas Internasional 2022 di Pendopo Gubernur Kalbar. Foto: Lydia Salsabila/ Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peserta penyandang disabilitas mengikuti kegiatan jalan santai dalam rangka Hari Disabilitas Internasional 2022 di Pendopo Gubernur Kalbar. Foto: Lydia Salsabila/ Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – Dalam rangka merayakan Hari Disabilitas Internasional 2022 yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2022, Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Sosial menggelar kegiatan jalan santai bersama para penyandang disabilitas yang ada di Pontianak dan sekitarnya, pada Sabtu 17 Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyampaikan, terkait disabilitas selama ini yang terekspos hanya kegiatan olahraga saja. Padahal menurutnya ada banyak hal penting lainnya dari penyandang disabilitas yang bisa ditampilkan namun tak tersentuh oleh organisasi-organisasi disabilitas.
“Tentang disabilitas ini yang menonjol dan kelihatan diluar itu hanya kegiatan olahraganya padahal yang lebih penting adalah bagaimana bisa, atau mempunyai usaha dan lain sebagainya. Yang ini tidak tersentuh oleh organisasi,” katanya usai membuka kegiatan Hari Disabilitas Internasional 2022 di Pendopo Gubernur Kalbar.
“organisasi yang bersinggungan dengan disabilitas itu jangan hanya yang ditampilkan olahraga, harusnya yang ditampilkan itu bagaimana membuat mereka itu mandiri dari sisi ekonomi. Kan ada yang bisa usaha, misalnya penyandang tunarungu, dia kan bisa dilatih untuk menjahit dan sebagainya. Disesuaikan dengan kemampuan dia, tapi arahnya ke mandiri ekonomi bukan olahraga. Ini olahraga, tak olahraga jak,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini dikatakan Sutarmidji, bantuan berupa anggaran untuk penyandang disabilitas di bidang olahraga dari Pemprov sangat besar dibandingkan untuk mereka (penyandang disabilitas) yang membuka atau menjalankan usaha. Sehingga untuk itu, Sutarmidji menegaskan perlu adanya evaluasi program kerja dari organisasi-organisasi yang menaungi penyandang disabilitas.
“Yang paling penting, apa yang dibutuhkan karena begini kekurangan apapun bukan berarti tidak bisa tampil dengan baik. Ini ingatan untuk organisasi, kalau saya lebih senangnya harusnya bagaimana membuat disabilitas itu mandiri. Mandiri tentu dengan usaha yang jelas. Banyak sebetulnya bantuan-bantuan untuk kegiatan UMKM itu bisa dimanfaatkan (disabilitas). Bahkan beberapa ruang untuk kegiatan-kegiatan kemandirian usaha itu bisa dilakoni penyandang disabilitas. Saya berharap tidak sekadar hanya olahraga tetapi yang paling penting adalah usaha,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur Kalbar, Sutarmidji foto bersama dengan para penyandang disabilitas di Pontianak. Foto: Lydia Salsabila/ Hi!Pontianak
Selain organisasi disabilitas, Sutarmidji juga mendorong dinas sosial membuat program-program yang lebih berkualitas dan menarik bagi para penyandang disabilitas terutama usia produktif untuk menunjang peningkatan ekonomi mereka.
“Dinas sosial juga harus pandai membuat program, yang berkaitan dengan ini. Jangan programnya itu-itu saja. Kalau penyandang disabilitas terutama usia yang produktif ini bisa dibuat program untuk peningkatan ekonomi mereka. Jangan monoton itu-itu saja. Saya melihat masih perlu ada sinergitas antara organisasi (disabilitas) untuk memberdayakan penyandang disabilitas,” tegas Midji.
Sementara itu menanggapi pernyataan Gubernur Kalbar, Ketua Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia, Dante Rigmalia menyetujui apa yang diutarakan oleh Sutarmidji. Ia mengatakan bahwa keterlibatan penyandang disabilitas dalam seluruh proses pembangunan dirasa masih sangat jauh dari optimal.
ADVERTISEMENT
“betul, disabilitas itu punya potensi, punya keinginan, punya hak memilih, punya minta bakat yang sama dengan non-disabilitas, artinya bahwa mereka harus diberi kesempatan dan peluang. Kenapa yang muncul itu adalah olahraga karena yang dilakukan pembinaan yang sangat baik itu di keolahragaan," ungkap Dante.
"Sehingga kami dari KND (Komisi Nasional Disabilitas) sangat berharap bagaimana yang sudah dilakukan pembinaan ditingkat keolahragaan, dilakukan pembinaan untuk aktivitas atau hal-hal yang lain seperti di tenaga kerjaan, wirausaha dimasifkan, sebagaimana olahraga dimasifkan oleh teman-teman daerah,” sambungnya.
Untuk itu menunjang hal tersebut, Dante meminta kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat mengalokasikan anggaran sebaik mungkin untuk program pembinaan para penyandang disabilitas agar mereka diberdayakan dalam di sektor ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Ini tidak mungkin bisa terealisasikan tanpa anggaran, kan harus ada budget yang dialokasikan oleh daerah untuk bisa membina semua pihak. Jadi semua SKPD itu harus mengalokasikan anggaran untuk penyandang disabilitas agar mereka bisa diberdayakan,” pungkasnya.