Konten Media Partner

Harga Baju Dewa yang Dipakai Tatung pada Perayaan Cap Go Meh Capai Rp 20 Juta

27 Januari 2023 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jurnalis di Pontianak mencoba baju tatung yang dibikin Ahian. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Jurnalis di Pontianak mencoba baju tatung yang dibikin Ahian. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Sejak pandemi mulai mereda, perayaan Cap Go Meh tahun 2023 akan kembali digelar secara meriah, baik di Kota Pontianak maupun di Singkawang.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2023 ini pun, penjahit baju tatung kembali kebanjiran orderan. Tatung biasanya menggunakan kostum sesuai dengan dewa yang merasukinya.
Ternyata harga kostum tatung, pun tak main-main. Bahkan ada yang mencapai Rp 20 jutaan. Salah satu penjahit baju tatung di wilayah Kubu Raya, Ahian (29 tahun), mengaku ia kini kebanjiran orderan baju tatung, menjelang perayaan Cap Go Meh. Bahkan di tahun ini, ia juga mendapat orderan kostum tatung dari luar daerah Kalbar.
“Satu set baju perang mau (seharga) Rp 10 jutaan lebih. Kalau baju yang biasa 2 sampai 3 juta. Paling berat baju perang, sampai 10 kilogram lebih. Itu bisa sampai Rp 20 jutaan harganya. Pesanan banyak dari luar kota, Singkawang, Jakarta, Bogor, Semarang, Medan. Tahun ini paling banyak sekitar 50 an baju,” jelas pria yang akrab disapa Ahian, Jumat, 27 Januari 2023.
Proses pembuatan bahu tatung oleh Ahian. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Ahian mulai belajar menjahit sejak ia berusia 8 tahun. Namun dia mulai mencoba belajar membuat baju tatung sendiri pada tahun 2000 an. Dia belajar membuat baju tatung ini dari ayahnya yang juga penjahit baju tatung. Usaha tersebut saat ini sudah diwariskan kepadanya.
ADVERTISEMENT

9 Kepala Naga

Tak sembarangan membuat baju tatung. Ahian mengatakan, dia jarang mencari referensi baju tatung dari internet. Biasanya dia diberikan gambaran pakaian para dewa melalui mimpi, dan digambar terlebih dahulu.
“Dulu kita belajar dari bapak, pelan-pelan. Ada yang lewat mimpi kita, dikasi tahu bagaimana kita mau bikin baju tatung. Baju dia (dewa) kalau minta masukan, kadang dimimpikan. Kadang dia mau ada naganya. Topinya juga dia minta begini-gitu. Itu ada dimimpikan, gak sembarangan,” kata Ahian.
“Jarang liat referensi di internet, kita mikir sendiri sama lihat yang dari mimpi. Kita juga gak bisa ambil pola orang. Kita produksi tidak pernah ada baju yang sama, semua bedanya di topi,” lanjutnya.
Ahian menunjukkan gambar baju dewa yang ia dapatkan dari mimpinya. Foto: Teri/Hi!Pontianak
Sejak menjadi penjahit baju tatung, Ahian mengatakan, pengalaman paling sulit membuat baju tatung adalah membuat baju perang. Paling lama proses pembuatan baju tatung tersebut bisa mencapai 1 bulan.
ADVERTISEMENT
“Paling sulit baju perang, soalnya banyak kuningan, kita semuanya buat sendiri, kita ukir sendiri. Itu mau sampai 1 bulan pembuatannya, karena banyak yang pesan kayak 9 kepala naga. Pola bajunya aja mau 2 sampai 3 hari kita gambar dulu,” ucap Ahian.
Paling susah, kata Ahian, adalah pembuatan pada topi. Pembuatan topi tatung tak sembarangan. Topi harus disesuaikan dengan karakter dewa. Proses pembuatan topi tatung pun bisa mencapai 2 hari, karena pembuatan bentuknya yang cukup sulit, terlebih pada baju perang yang banyak variasi.
Ahian mengatakan, ada bahan baku yang dia beli langsung dari Tiongkok, karena tak ada di Indonesia, yakni bahan baku kain bulu Sun Go Kong.
“Bahan baku dibuat sendiri. Ada yang dikirim dari Tiongkok itu bahan bulu, di Indonesia belum ada. Kayak bulu Sung Go Kong, harus beli dari Tiongkok. Kalau dia cuma mahkota doang, itu harganya mau Rp 1 jutaan. Bulu Sun Go Kong itu memang mahal, dan sulit dicari,” tukasnya.
ADVERTISEMENT