Konten Media Partner

Harga Gas Melon Meroket, di Perbatasan Sintang-Malaysia Tembus Rp 50 Ribu

21 Juni 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan gas melon 3 kilogram di salah satu warung Kota Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan gas melon 3 kilogram di salah satu warung Kota Sintang. Foto: Yusrizal/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Sintang - Beberapa minggu terakhir ini, harga elpiji 3 kilogram atau yang kerap disebut gas melon terus meroket di Kabupaten Sintang.
ADVERTISEMENT
Bahkan di daerah perbatasan Sintang-Malaysia, tepatnya Senaning, ibu kota Kecamatan Ketungau Hulu, gas melon menyentuh harga Rp 50 ribu per tabung.
“Di perbatasan, harga gas antara Rp 45 ribu-Rp 50 per tabung. Mana ada yang murah kalau gas Indonesia, dari dulu kisaran harga dari Rp 40-45 ribu per tabung,” ungkap Murjani, Ketua Kelompok Informasi Masyarakat Perbatasan (Kimtas) kepada Hi!Pontianak, Jumat, 21 Juni 2024.
Ia mengatakan, harga gas 3 kilogram sangat mahal di perbatasan karena tak ada agen yang langsung distribusi ke Ketungau Hulu dari Sintang. Distribusi gas hanya dari Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.
“Memang ada beberapa pangkalan cabang dari Sintang di perbatasan, tetapi tidak mengubah harga,” ujarnya.
Menurutnya, gas subsidi 3 kilogram bisa murah apabila jalan dari Sintang ke Pintas Keladan diaspal atau jalan Sintang-Merakai diaspal.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir itu jak solusinya. Selama barangnya dibawa dari Sintang lewat Sanggau-Balai Karangan ke Ketungau Hulu, ya tetap begitulah harganya. Saat ini gas dijual sudah sambung menyambung, wajar mahal sampai ke ujung perbatasan,” nilai dia.
Tak hanya di daerah perbatasan, gas melon juga sangat mahal di Kecamatan Ambalau. Di Nanga Kemangai, ibukota Kecamatan Ambalau, harga gas melon mencapai Rp 38 ribu per tabung.
“Saya baru dapat info hari ini harga gas sekitar Rp 38 ribu. Bagi warga Ambalau, itu harga normal. Dulu pernah tembus Rp 50 ribu per tabung, itupun susah dicari,” ungkap Mikhael Wiwinardi, Camat Ambalau.
Wiwin menilai harga gas sangat mahal disebabkan karena akses Ambalau yang sangat jauh, ditambah lagi dengan adanya kelangkaan.
ADVERTISEMENT
“Biasanya meski gas baru datang ke Ambalau, selalu tidak mencukupi, apalagi kalau sedang langka,” kata dia.
Jika di ibu kota kecamatan saja sangat mahal, kata Wiwin, di desa-desa paling hulu tentunya harga gas jauh meroket. Mengingat ada beberapa desa di Ambalau yang harus diakses dengan berjalan kaki. Jadi barang dihitung berapa kilogram, kemudian dikalikan Rp 1.500 untuk ongkos kirim.
“Desa yang diakses dengan jalan kaki, di antaranya Deme, Ukai, Menantak, Jengkarang, dan Pahangan,” bebernya.
Meski harga gas mahal, masyarakat tidak punya pilihan. Bagi masyarakat yang penting barangnya ada dan pasokannya lancar.
“Mereka juga paham kondisi, mengingat daerahnya sangat jauh, akses hanya lewat sungai dan BBM mahal, tidak satu harga seperti pernyataan pemerintah pusat,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, gas juga mahal di Kota Sintang dan sekitarnya. Contohnya di Balai Agung, Kecamatan Sungai Tebelian salah satu desa yang tidak jauh dari jantung Kota Sintang, per tabung menyentuh harga Rp 29 ribu per tabung.
Sedangkan di Kota Sintang, harga gas bervariasi. Tapi rata-rata di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Ada yang Rp 26 ribu per tabung, bahkan lebih dari itu.