Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Harga Minyak Goreng di Pontianak Meroket, dari Rp 17 Ribu jadi Rp 25 Ribu
1 Desember 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Belakangan ini harga minyak goreng di pasar tradisional maupun swalayan mengalami kenaikan. Kenaikan harga itu berlaku untuk minyak goreng curah maupun kemasan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan HiPontianak, Rabu, 1 Desember 2021, di beberapa pasar tradisional Pontianak harga minyak goreng curah dibanderol Rp 19 ribu per liter, yang sebelumnya berkisar Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu.
Sedangkan, untuk minyak goreng kemasan di pasar tradisional mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Misalnya, merk Bimoli kemasan satu liter yang sebelumnya dibanderol seharga Rp 17 ribu kini naik sekitar Rp 20 sampai Rp 25 ribu.
Ada juga merk Tropical kemasan dua liter yang sebelumnya dibanderol seharga Rp 36 ribu, kini naik menjadi Rp 40 ribu.
Menurut beberapa pedagang, kenaikan harga minyak curah tersebut sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Sementara untuk minyak kemasan baru-baru ini naik secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di pasar tradisional, kenaikan minyak goreng kemasan juga berlaku di beberapa swalayan di Pontianak. Di swalayan, kenaikan harga minyak goreng kemasan berbeda-beda sesuai dengan mereknya. Ada yang harga Rp 19 ribu sampai Rp 25 ribu per liter dan ada sampai Rp 45 ribu untuk dua liter.
Padahal sebelumnya harga minyak goreng kemasan 2 liter dibandrol Rp 38 ribu. Misalnya harga minyak goreng merk Sunco kemasan 2 liter dibandrol seharga Rp 42.200 ribu, merk Sania Rp 41. 600 sedangkan merk Bimoli kemasan 2 liter seharga Rp 41.400.
Lusiana, salah satu ibu rumah tangga yang tengah membeli minyak goreng mengeluh kaget sebab harga minyak goreng mahal. Padahal tiga hari sebelumnya ia sempat membeli minyak goreng dengan harga normal.
ADVERTISEMENT
“Padahal tiga hari yang lalu saya beli masih Rp 32 ribu, ini naik Rp 39 ribu, saya beli disini cepat naiknye. Mau ndak maulah beli,” ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Kementerian Perdagangan menyebut kenaikan harga minyak goreng masih berlanjut terlihat dari penurunan produksi minyak sawit di sejumlah negara pemasok. Selain itu, produsen minyak goreng masih belum terafiliasi dengan kebun sawit. Akhirnya banyak produsen yang masih mengandalkan harga CPO secara global.