Konten Media Partner

Ini Alasan Dodol Khas Imlek Disebut Kue Keranjang

12 Februari 2021 1:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kue keranjang. Foto: Dok Syafaruddin Dg Usman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kue keranjang. Foto: Dok Syafaruddin Dg Usman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kue keranjang tak hanya ada di Indonesia. Di Singapura dan Malaysia, kue keranjang juga ada, namun tak sepopuler di Indonesia. Namanya juga beragam. Ada yang menyebutnya kue bakul atau dodol cina.
ADVERTISEMENT
Kue lengket manis ini terbuat dari ketan dan gula. Di negeri asalnya, ia disebut bernama 'Nian Gao (Nien Kau)' atau nama lain dalam dialek Hokkian disebut 'Thi Kue', atau kue manis.
Di Indonesia disebut kue keranjang, karena dulunya untuk mencetak kue ini menggunakan keranjang-keranjang kecil, yang terbuat dari anyaman rotan. Sebagian lidah menyebutnya kue ranjang kependekan dari keranjang.
Dalam penyebarannya kemudian, menjadi penganan khas banyak daerah, yang punya kekhasan masing-masing. Disebut juga dengan dodol dan jenang.
Kue keranjang hanya marak menjelang dan saat Tahun Baru Imlek dan akan hilang dari pasaran setelah kemeriahan 'lebaran' Tionghoa berlalu.
Di dalam sekeping kue keranjang, ternyata mengandung makna yang sangat mendalam, terutama makna kebersamaan, sama persis seperti pemaknaan Dodol Betawi.
ADVERTISEMENT
Kue keranjang merupakan produk ikatan sosial yang kuat di tengah masyarakat, Tionghoa khususnya, karena pembuatannya sedikit rumit dan sulit.
Adonan dimasak dalam kuali besar, di atas tungku kayu dengan api yang tidak terlalu besar, dan tidak pula terlau kecil. Harus dengan kayu bakar untuk mendapatkan panas api yang pas dan rasa legit dodol.
Adonan kue keranjang harus diaduk selama beberapa jam, nonstop, tidak boleh berhenti. Karena jika berhenti, tekstur yang diharapkan tidak tercapai, bahkan kue keranjang akan mengeras dan rasa tidak merata.
Saat ini, serupa juga dodol lainnya, kue keranjang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Pontianak, Singkawang, dan wilayah lain di Kalimantan Barat.
Dari negeri asalnya kue keranjang yang bernama Nian Gao yang tawar, kemudian berkembang di 'Negeri Selatan' menjadi rasa manis dengan keunikan bentuknya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Syafaruddin Dg Usman