Ini Tradisi Jawa yang Diangkat di Film Mantan Manten

Konten Media Partner
6 April 2019 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atiqa Hasiholan memerankan sosok Yasnina Putri, seorang dukun manten. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Atiqa Hasiholan memerankan sosok Yasnina Putri, seorang dukun manten. Foto: ist
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Visinema meluncurkan film terbarunya, Mantan Manten, sebuah film yang menceritakan arti ketegaran dan keikhlasan sosok wanita karier, dan dibalut oleh budaya Jawa. Selain mengenalkan budaya jawa kepada para milenial, film ini juga dikemas dengan konflik yang sangat kompleks.
ADVERTISEMENT
Budaya dan tradisi Jawa yang cukup kental, terlihat pada pernikahan adat Jawa. Dimulai dengan peran Tutie Kirana, atau Budhe Marjanti, sebagai dukun manten, yang membantu merias mempelainya. Dan diakhiri dengan Atiqa Hasiholan atau Yasnina Putri yang diturunkan menjadi dukun manten, setelah budhe Marjanti meninggal.
Menjadi dukun manten memang bukan profesi sembarangan. Harus memiliki keahlian supranatural dalam merias pengantin. Untuk menjadi dukun manten ternyata diharuskan orang yang sudah pernah menikah.
Selain sesajen, tradisi yang ada pada film tersebut yaitu dukun manten menghisap rokok klobot, dengan lintingan kulit jagung, dengan aroma tembakau dan cengkeh, mandi dari 7 mata air, melakukan puasa mutih, pantang untuk makan dan minuman apa saja, kecuali nasi putih dan air putih.
Dukun manten menghisap rokok klobot. Foto: ist
Berikut beberapa tradisi Jawa yang dikenalkan pada film Mantan Manten:
ADVERTISEMENT
1. Paes
Yasnina membubuhkan paes ke kepala pengantin perempuan. Foto: ist
Yasnina yang diturunkan menjadi dukun manten, melakukan paes kepada calon istri mantannya, Surya alias Arifin Putra, dengan hati yang ikhlas, serta senyum yang tegar. Paes sendiri merupakan tata rias yang biasa digunakan untuk pengantin wanita. Ada makna dan doa yang berbeda dari setiap goresan paes.
2. Siraman
Pada film tersebut, akhirnya Surya menikah dengan wanita pilihan ayahnya, dan menikah dengan tradisi Jawa, melakukan siraman. Siraman merupakan mandi dengan air dan bunga. Ritual ini melambangkan pembersihan diri sebelum menjalankan ritual sakral selanjutnya.
3. Balangan Gantal
Prosesi melempar sirih atau balangan gantal. Foto: ist
Kedua mempelai akan saling melemparkan balangan atau sirih, yang diikat dengan benang putih. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita, sebagai tanda bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih, dan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria, sebagai simbol tanda bakti kepada suami.
ADVERTISEMENT
4. Ngidak Tagan
Ngidak Tangan atau memecahkan telur. Foto: ist
Ngidak tagan merupakan ritual memijak telur ayam mentah yang dilakukan mempelai pria, sebagai harapan, bahwa ia akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu. Kemudian, sang istri akan membasuh kaki suaminya sebagai tanda kasih sayang.
5. Kacar kacur
Ritual kacar kacur dilakukan dengan mengucurkan uang logam beserta kebutuhan pokok, seperti beras dan biji-bijian kepada sang istri, sebagai simbol bahwa ia akan bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada keluarga.
6. Dulangan
Dulangan dilakukan sebagai simbol kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain, dan memadu kasih hingga hari tua. Dulangan biasanya dilakukan dengan suap-suapan nasi tumpeng.
7. Sungkeman
Prosesi sungkeman. Foto: ist
Prosesi upacara dalam adat Jawa akan diakhiri dengan sungkeman, berlutut di depan kedua orang tua masing-masing mempelai, sebagai bentuk penghormatan karena telah membesarkan mereka hingga akhirnya dapat menjalani kehidupan baru bersama pasangan.
Yasnina berusaha tegar, walau harus merelakan Surya yang menikah dengan perempuan pilihan ayanya. Foto: ist
Senyum ikhlas dari Atiqa Hasiholan atau Yasnina Putri sangat menarik perhatian, setelah Atiqa memerankan adegan dengan memandu acara tradisi Jawa kepada mantannya yang menikah dengan perempuan lain. (hp8)
ADVERTISEMENT