Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Jalani Ritual Adat Dayak, MenHAM Diberi Gelar Patih Nagari Binua Tarabit
9 Maret 2025 10:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, Natalius Pigao mendapat gelar Patih Nagari Binua Tarabit oleh Panglima Jilah di Keramat Patih Patinggi, Desa Sepang, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Sabtu, 8 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya dikasi gelar Patih Nagari Binua Tarabit, dari paru-paru pusat matahari terbit di dunia. Sebuah gelar kehormatan yang menempelkan kepada saya, diberikan kepada saya, tidak sekadar amplop, tidak sekadar lem yang nempel. Tapi saya meyakini melalui sebuah prosesi yang panjang. Sebuah perenungan yang panjang, sebuah ritualitas yang panjang," ungkap Natalius Pigao.
Ritual yang dihadirian ribuaan 'Pasukan Merah' yang berasal dari Kalimantan ini berlangsung sakral. Hanya MenHAM Natalius, Penasihat Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Dudung Abdurachman yang juga diberi gelar Panglima Binua Nagari, Panglima Jilah, dan beberapa orang Patih yang diperbolehkan masuk ke Keramat Patih Patinggi untuk menjalani ritual adat.
"Ritualnya bapinta ke Sang Pencipta, karena orang Dayak sendiri sebenarnya tidak mengenal dengan Animisme. Orang Dayak itu mengenal adanya Tuhan, makanya mereka bersyukur. Cuman mereka menyebutnya Tuhan-nya itu Jubata, dalam Bahasa Dayak, jubata," ungkap Patih Amonamen.
ADVERTISEMENT
Patih Amonamen bilang, riual yang digelar pada hari itu sebagai peringatan ulang tahun Keramat Patih Patinggi yang merupakan tempat keramat yang berasal dari sisa-sisa kerajaan Mangkuraja.
"Hari ini ritual ulang tahun Keramat Patih Patinggi. Patih Patinggi ini adalah seorang tokoh Dayak di kerajaan Mangkraja tempo dulu, sekitar seribu lebih tahun yang lalu. Jadi sebelum jatuhnya kerajaan Mangkuraja ke tangan Daeng Manambon yang sekarang menjadi kerajaan Amantubillah. Jadi ini sisa-sisa kerajaan Mangkuraja yang masih kami lestarikan," tambahnya.