Jejak Sejarah Ekonomi Kalbar dalam Peluncuran Buku Bank Indonesia

Konten Media Partner
22 Juli 2019 21:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sesi Bedah Buku "Menegakkan Kedaulatan Dan Ketahanan Ekonomi: Bank Indonesia Dalam Pusaran Sejarah Kalimantan Barat". Foto: Lidya
zoom-in-whitePerbesar
Sesi Bedah Buku "Menegakkan Kedaulatan Dan Ketahanan Ekonomi: Bank Indonesia Dalam Pusaran Sejarah Kalimantan Barat". Foto: Lidya
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pulau Kalimantan terkenal kaya akan hasil bumi, pada sektor tambang, hutan dan laut, sehingga menjadi magnet bagi para penambang Tiongkok dan pedagang Eropa pada masa kolonial. Pada abad ke-19, sebagian besar perekonomian Kalbar ditopang oleh hasil pelayaran, dan maraknya usaha perkebunan yang didukung fasilitas perdagangan yang memadai. Ditandai dengan munculnya tanaman budidaya di Kalbar, seperti tebu, kopra, serta karet yang mulai dikembangkan jelang pergantian abad. Meski demikian, bagi pemerintah kolonial pada masa itu, usaha memajukan ekonomi Pontianak dan Kalimantan Barat selalu berada dibawah bayang-bayang pedagang Tioghua serta persaingan dengan Inggris di Singapura dan Sarawak.
ADVERTISEMENT
Dinamika yang terjadi pada perkembangan perekonomian daerah menjadi alasan kuat kehadiran bank sentral sejak awal masa pemerintahan Hindia-Belanda. Diwujudkan dengan didirikannya De Javasche Bank Agentschap Pontianak pada tahun 1906, sekaligus menjadi kantor cabang ketiga di luar pulau Jawa setelah Padang dan Makassar. Ini membuktikan geliat perkembangan ekonomi Kalbar jadi salah satu perhatian untuk menjaga kedaulatan perekonomian nasional.
Acara Bedah Buku Sejarah dan Heritage yang digelar Bank Indonesia Kalbar, Menegakkan Kedaulatan Dan Ketahanan Ekonomi: Bank Indonesia Dalam Pusaran Sejarah Kalimantan Barat. Foto: Lidya
Memperingati HUT Bank Sentral Republik Indonesia ke-66 pada 1 Juli 2019, Bank Indonesia menggelar Bedah Buku Sejarah dan Heritage di Aula Kantor Bank Indonesia Kalbar yang bertajuk, "Menegakkan Kedaulatan Dan Ketahanan Ekonomi: Bank Indonesia Dalam Pusaran Sejarah Kalimantan Barat", karya Syafaruddin Daeng Usman beserta rekannya, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Senin (22/07).
ADVERTISEMENT
Syafaruddin Usman mengungkapkan bahwa saat ini, ulasan mengenai sejarah sosial perekonomian sangat sedikit. Menurutnya, banyak penulis yang memilih mengkaji sejarah perjuangan, sejarah revolusi dan cagar budaya yang sudah umum.
"Sebab itu saya berpikir bukankah Kalimantan Barat memiliki andil yang besar dalam sektor ekonomi untuk mencapai Indonesia merdeka dulu. Jadi kita bukan hanya berjuang melalui senjata, politis tapi juga dalam faktor ekonomi. Nah disitu saya melihat potensi kekayaan alam kita sangat luar biasa. Ini yang digarap oleh De Javasche Bank pada masa itu, sehingga melahirkan satu catatan sejarah yang sangat panjang mulai dari ekonomi pasar, perekonomian hingga ke situasional ekonomi. Contoh bagaimana pertumbuhan perekonomian ditahun 40 pada saat menjelang perang dunia ke-2 sampai ke masa-masa revolusi fisik hingga pengakuan Kedaulatan," ujarnya.
Seri Buku Sejarah dan Heritage Menegakkan Kedaulatan Dan Ketahanan Ekonomi: Bank Indonesia Dalam Pusaran Sejarah Kalimantan Barat. Foto: Lidya
Peluncuran buku ini merupakan bagian dari Seri Buku Sejarah dan Heritage pertama untuk perwakilan di Kalimantan. Kehadiran buku ini menjadi bukti kepedulian Bank Indonesia dalam mendokumentasikan institutional memory organization, terutama melalui jejak sejarah De Javasche Bank di Kalbar, sekaligus menyediakan referensi buku sejarah ekonomi yang berkualitas untuk masyarakat. (hp6)
ADVERTISEMENT