Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Jelang 100 Hari Kerja, Pengamat Soroti Arah Kebijakan Bupati Mempawah
11 Mei 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Mendekati 100 hari kepemimpinan periode kedua Bupati Mempawah, Erlina, publik mulai menyoroti arah kebijakan dan prioritas yang diambil oleh pemimpin perempuan pertama di Kabupaten Mempawah itu
ADVERTISEMENT
Termasuk dari para akademisi, salah satunya Haris Rosi, pengamat kebijakan publik dan dosen dari sebuah perguruan tinggi di Kalbar.
Menurut Haris, periode kedua kepemimpinan Erlina tidak dimulai dalam situasi yang ideal. Batu sandungan justru datang di awal masa jabatan.
“Saya melihat di periode kedua ini, Bupati Erlina memang dihadapkan pada dinamika yang kompleks. Salah satu sorotan publik adalah kualitas infrastruktur jalan yang menurun. Tapi ini tidak bisa dibaca secara hitam-putih,” ungkapnya.
Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah pada Januari hingga Februari 2025 memberikan dampak langsung terhadap kerusakan jalan di Mempawah.
“Secara teknis, genangan air dalam durasi panjang mempercepat pengelupasan lapisan aspal. Namun perlu dicatat, sebelum itu, Bupati Erlina sudah menunjukkan komitmen kuat terhadap penyelesaian masalah air bersih,” ujar Haris.
ADVERTISEMENT
Haris menyebutkan bahwa sejak masa jabatan sebelumnya, Erlina konsisten mendorong perbaikan layanan PDAM sebagai isu prioritas.
“Kalau saya amati, Bu Erlina itu ngotot: pokoknya air bersih harus jadi, apa pun taruhannya. Dan saya kira masyarakat bisa merasakan hasilnya. Kini, air PDAM sudah bening, aliran stabil, dan jaringan distribusi dikabarkan akan diperluas tahun ini,” jelasnya.
Lanjut Haris, tak hanya sektor air bersih, peningkatan layanan kesehatan juga menjadi catatan positif. Haris mengakui bahwa dirinya sempat meragukan kemampuan daerah dalam membangun gedung RSUD yang representatif.
“Saya pesimis awalnya. Dan ternyata, pesimisme itu dibantah oleh seorang emak-emak. Gedung itu berdiri. Sama halnya dengan air PDAM—dulu diragukan, sekarang nyata,” lanjutnya.
Haris juga menyoroti kebijakan non fisik yang dinilainya strategis namun sering luput dari perhatian masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Saya juga amati program prioritas Bu Erlina adalah peningkatan PAD dan ketahanan pangan keluarga. Ini juga bagian dari kebutuhan dasar yang tak kalah penting. Ketahanan fiskal dan pangan rumah tangga menjadi fondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan," ujarnya.
Dalam analisisnya, Haris menyadari bahwa ada konsekuensi logis dari perubahan prioritas anggaran, termasuk kemungkinan pengurangan alokasi untuk pemeliharaan jalan demi memenuhi kebutuhan dasar warga seperti air bersih dan layanan kesehatan.
“Tentu ada risiko. Salah satunya, beliau salah prediksi soal durasi banjir. Air yang menggenang terlalu lama jelas mempercepat kerusakan jalan. Tapi saya bisa pahami arah kebijakan beliau lebih memilih membangun dari bawah, yaitu kebutuhan paling dasar dulu yang disentuh," jelasnya.
“Gebrakan emak-emak emang laen. Dia tidak sedang mengejar prestige, tapi kebutuhan dasar rakyat. Itu yang membedakan," pungkas Haris.
ADVERTISEMENT