Konten Media Partner

Jembatan Gantung Nanga Ungai, Kalbar, Diresmikan

11 Maret 2020 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Gantung Nanga Ungai mampu menahan beban maksimal 2 ton. Foto: Dicky Darmawan/Prokopim Sintang
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Gantung Nanga Ungai mampu menahan beban maksimal 2 ton. Foto: Dicky Darmawan/Prokopim Sintang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Bupati Sintang Jarot Winarno meresmikan jembatan gantung Nanga Ungai, di Desa Nanga Ungai, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar, Senin (9/3).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, jembatan Nanga Ungai kontruksinya terbuat dari kayu. Seiring berjalannya waktu, jembatan tersebut hancur karena banjir.
“Tetapi pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta DPR-RI Dapil Kalbar, cepat tanggap. Sehingga jembatan gantung cepat dibangun,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno dalam keterangan tertulis yang diterima Hi!Pontianak, Rabu (11/3).
Dengan adanya jembatan gantung, konektivitas masyarakat 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Kayan Hulu kini semakin terhubung. Terutama menuju ibu kota kecamatan yakni Nanga Tebidah.
Bupati Sintang Jarot Winarno, bersama Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) wilayah XX Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga dan rombongan, melakukan ujicoba melewati di atas jembatan gantung rangka baja Nanga Ungai. Foto: Dicky Darmawan/Prokopim Sintang
“Kalau lah konektivitas ini tidak terhubung, maka akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Contoh, kalau menggunakan kendaraan air (speed boat), boros biaya. Dengan adanya jembatan gantung, biaya transportasi lebih murah karena bisa menggunakan kendaraan roda dua,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jarot menambahkan, bahwa dalam 2 tahun ini sudah empat jembatan gantung rangka baja yang dibangun pemerintah pusat. Pertama di Desa Baras Nabun, Kecamatan Serawai. Kedua, di Desa Ratu Damai Kecamatan, Ketungau Hilir. Ketiga di Nanga Ungai, Kecamatan Kayan Hulu. Keempat, di Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk.
“Pemerintah pusat juga mengalokasikan untuk pembangunan dua unit jembatan di tahun 2020, yakni jembatan gantung di Desa Sungai Buaya, Kecamatan Kayan Hilir dan di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu,” bebernya.
Kepala Desa Nanga Ungai, Sangga mengatakan, dengan adanya jembatan 13 desa akan lebih dekat ke kecamatan. “Karena, 13 desa kalau mau berurusan ke Kecamatan Kayan Hulu, lebih cepat aksesnya jika melewati jembatan ini ketimbang jalur darat yang lainnya. Perkiraan kalau dari jembatan ini menuju ke ibu kota Kecamatan itu sekitar 4 Kilometer saja,”ungkapnya.
Jembatan gantung rangka baja Nanga Ungai memiliki bentangan sepanjang 84 meter. Foto: Dicky Darmawan/Prokopim Sintang
Ke-13 desa tersebut yakni, Desa Nanga Ungai, Desa Riam Panjang, Desa Nanga Tampang, Desa Buluh Merindu, Desa Merahau Permai, Desa Nanga Oran, Desa Nanga Abai, Desa Nangka Lestari, Desa Nanga Laar, Desa Kerapuk Jaya, Desa Riam Muntik dan Desa Nanga Toran.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XX Pontianak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Bina Marga, Junaidi menjelaskan, jembatan gantung rangka baja Nanga Ungai memiliki bentangan sepanjang 84 meter. Lebar jembatan 1,8 meter. Mampu menampung sebanyak 40 orang secara bersamaan. “Maksimal beban 2 ton. Anggarannya Rp 4,3 miliar,” ujarnya.
Junaidi yakin bahwa pembangunan jembatan gantung rangka baja ini sangat lah kokoh walaupun dibangun sesederhana mungkin.
“Jembatan gantung ini bisa berumur sampai 20 tahun. Karena bahan yang digunakan merupakan bahan yang bagus. Tetapi harus dijaga dan dirawat. Jangan sampai ada baut-baut yang longgar. Karena kontruksi ini semuanya menggunakan baut,” tuturnya.