news-card-video
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Karhutla di Kalbar: Muncul 177 Titik Api, Kabut Asap Jadi Ancaman

16 Februari 2021 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas bersiap melakukan pemadaman di area karhutla di kawasan Parit Demang, Pontianak, Kalbar. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Petugas bersiap melakukan pemadaman di area karhutla di kawasan Parit Demang, Pontianak, Kalbar. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di wilayah Kalimantan Barat. Dari data yang dihimpun BMKG Kalbar pada Selasa pagi, 16 Februari 2021, terpantau sebanyak 177 titik api yang ada di Kalbar.
ADVERTISEMENT
Cuaca panas atau tidak turun hujan masih akan berlangsung hingga beberapa hari kedepan. BMKG Kalbar juga memprediksikan kebakaran hutan dan lahan masih berpotensi terjadi. Bahkan potensi kebakaran hutan dan lahan terjadi hampir di seluruh wilayah Kalbar.
Karhutla di kawasan Sungai Raya Dalam, Kalbar. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Titik hotspot di wilayah Kalbar terbanyak berada di Kabupaten Kubu Raya, sebanyak 131 hotspot. Kabupaten Mempawah mencapai 21 titik hotspot, Kota Pontianak 12 titik hotspot, Kabupaten Ketapang 4 titik hotspot, Kayong Utara 5 titik hotspot, Landak 3 titik hotspot, dan Sambas 1 titik hotspot.
Diprakirakan Kalbar bagian barat potensi hujan rendah masih akan berlangsung hingga akhir Februari 2021. Kalbar bagian timur diprakirakan terdapat potensi hujan lebih dari 50 mm.
BMKG mendeteksi adanya 177 titik api di seluruh Kalbar. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
BMKG Kalbar juga mengimbau untuk mewaspadai potensi rendahnya curah hujan yang bisa berlangsung hingga akhir Februari 2021 di wilayah Kalbar bagian barat hingga tengah (Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, Mempawah, Bengkayang, Sambas, Landak, Sanggau, Kota Pontianak, dan Singkawang).
Kabut asap menjadi ancaman warga Kalbar, setelah munculkan 177 titik api. Foto: Leo Prima/Hi!Pontianak
Rendahnya curah hujan dapat memicu potensinya mudahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan, berkurangnya cadangan air untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan lain sebagainya, peningkatan suhu udara, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT