Karhutla di Sintang, Kalimantan Barat, Berstatus Tanggap Darurat

Konten Media Partner
19 September 2019 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upaya pemadaman karhutla disulitkan dengan medan berat dan ketiadaan sumber air di Sintang, Kalbar. Foto: Manggala Agni.
zoom-in-whitePerbesar
Upaya pemadaman karhutla disulitkan dengan medan berat dan ketiadaan sumber air di Sintang, Kalbar. Foto: Manggala Agni.
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama 15 hari ke depan, Kamis (19/9). Status tersebut ditingkatkan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya jumlah titik api yang cukup banyak dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Mulai hari ini kita memasuki masa tanggap darurat karhutla,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno, Kamis pagi (19/9).
Status tanggap darurat karhutla berlaku mulai hari ini, Kamis (19/9) hingga Kamis (3/10) mendatang. Selain menaikkan status dari siaga menjadi tanggap darurat, Pemkab Sintang juga membentuk satgas penanganan bencana kabut asap yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah dengan melibatkan SKPD dan instansi vertikal.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sintang, Kalbar. Foto: Damkar Kab Sintang
“Nanti dikoordinir oleh incident commander Dandim 1205/Stg, ditopang sepenuhnya oleh Polres Sintang,” jelas Jarot.
Jarot menambahkan, empat dasar pertimbangan penetapan status tanggap darurat karhutla, yakni pertama, berdasarkan hasil uji kualitas udara yang menunjukkan pencemaran udara mencapai level sangat tidak sehat dalam beberapa hari terakhir. Kemudian, dari segi jumlah titik api yang masih cukup banyak dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, pertimbangan lainnya banyak keluhan kesehatan akibat asap meningkat,” tutur Jarot.
Dengan ditingkatkannya status menjadi tanggap darurat, Jarot berharap dapat meningkatkan efektivitas pencegahan dan meminimalisir dampak bencana asap akibat karhutla.
Petugas mencari sumber air untuk memadamkan api. Foto: Damkar Kab Sintang
“Kita merasa memerlukan energi baru, support baru, sehingga kita naikkan jadi tanggap darurat. Sehingga kita berkesempatan untuk menggunakan seluruh sumber daya yang ada termasuk pendanaan dan logistik,” bebernya.
Jarot menegaskan, pemerintah dan instansi terkait sudah bekerja siang dan malam untuk memadamkan api di lokasi kebakaran lahan. Hanya saja upaya pemadaman terkendala medan dan sumber air yang minim dan sulit ditemukan di lokasi kebakaran. Saat ini, kata Jarot, titik api yang paling parah berada di Kecamatan Ambalau dan Serawai.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya kami semua sudah bekerja siang malam, dengan SDA (sumber daya air) yang kami miliki. Tiba saatnya kita menghadapi medan yang agak sulit di Pegunungan Muller, perbatasan antara Serawai dan antara Kalbar dan Kalteng. Jarak tempuhnya sangat jauh. Naik speed boat air sungai surut bisa berhari-hari, naik kendaraan tidak bisa,” tutur Jarot.
Rencananya seluruh kepala desa yang ada di Kabupaten Sintang akan dikumpulkan oleh Jarot pada Senin (23/9) untuk membahas persoalan dan meminta masyarakat di setiap desa membantu memadamkan api. (hp9)