Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kasus Sifilis Naik di 2022, Cegah dengan Lakukan Hal Ini
29 Mei 2023 12:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Penyakit sifilis kembali meningkat di Indonesia. Hal ini juga ramai diperbincangkan di media sosial. Berdasarkan data dari Kemenkes, naiknya kasus sifilis di Indonesia berkaitan dengan jumlah skrining sifilis yang juga meningkat.
ADVERTISEMENT
Sifilis merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Sifilis dikenal juga dengan istilah lues venerea, dan penyakit raja singa. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual (mulut, kelamin, anus) dan bisa ditularkan melalui ibu hamil ke janinnya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin di Pontianak, dr Irvin Aldikha, SpDV mengatakan, di Indonesia kasus sifilis naik sebesar 70 persen dari tahun 2018, dibandingkan tahun 2022. Untuk di Kalbar sendiri, ia belum mendapatkan data yang lengkap. Namun, untuk tahun 2022 Kalbar tidak masuk ke 8 provinsi kasus sifilis terbanyak.
"Kalau data dari Kemenkes tahun 2022, ada sekitar 20 ribuan orang yang terinfeksi, ini dari berbagai daerah di Indonesia, ya. Kalau di Kalbar, saya belum dapat datanya. Tapi untuk tahun 2022 Kalbar tidak masuk 8 provinsi terbanyak kasus sifilis. Nah kalau bicara data lagi, paling banyak penyakit ini diderita oleh laki-laki yang melakukan seks dengan laki-laki. Penyakit ini banyak diderita oleh orang dengan usia 25 sampai 40 tahunan," ujar Irvin, Senin, 29 Mei 2023.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, penderita sifilis biasanya memiliki gambaran penyakit yang khas, yaitu perjalanan penyakit yang sangat kronis dan bersifat sistemik. Biasanya, dapat menyerang hampir seluruh struktur tubuh.
"Penderita penyakit ini biasanya punya ciri yang khas. Perjalanan penyakit yang sangat kronis dan bersifat sistematik. Pada perjalanan penyakitnya bisa menyerang hampir seluruh struktur tubuh dengan manifestasi klinis yang jelas, namun terdapat masa laten yang sepenuhnya tanpa gejala (asimptomatik). Bisa menyerupai berbagai macam penyakit, sehingga disebut dengan 'the great immitator'. Bisa kambuh kembali (rekuren), dan bisa juga ditularkan dari ibu kepada janinnya, sehingga menimbulkan kelainan kongenital," jelasnya.
Irvin mengungkapkan, penyakit sifilis dapat dicegah dengan tidak melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan, tidak berganti-ganti pasangan seksual, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, melakukan skrining sifilis (pada pasangan yang akan menikah, ibu hamil, ibu melahirkan, kelompok berisiko), serta mendapatkan konseling atau edukasi tentang penyakit sifilis.
ADVERTISEMENT
"Penyakit ini bisa dicegah supaya gak banyak yang terjangkit lagi. Mulai dari yang kecil dulu, dengan mendapatkan konseling atau edukasi tentang penyakit sifilis. Kemudian gak berganti-ganti pasangan seksual, gak melakukan hubungan seksual selain dengan pasangan, menggunakan kondom saat berhubungan seksual, serta melakukan skrining sifilis terutama bagi pasangan yang akan menikah, ibu hamil, ibu melahirkan, dan kelompok berisiko," paparnya.
Live Update