Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Kecewa Janji Pembangunan Tak Ditepati, Massa Kampong Seberang Blokir Jalan
28 Oktober 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hi!Sintang - Ratusan massa Kampong Seberang, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, memblokir jalan di ujung jembatan Kapuas yang merupakan akses menuju perbatasan Malaysia dan Kelurahan Pesisir, Jumat, 29 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Massa Kampong Seberang tersebut terdiri warga Kelurahan Mekar Jaya, Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kelurahan Menyumbung Tengah, Kelurahan Ulak Jaya dan Kelurahan Kapuas Kiri Hulu.
Dalam melakukan aksinya, massa juga membentangkan sejumlah spanduk seperti PKR Pengampor, Midji Merampot, Proyek Hanya Numpang Lewat, Penuhi Tuntutan Kami Jangan Tutup Mata dan lainnya.
“Aksi hari ini kami lakukan karena masyarakat resah dengan janji-janji para elite politik. Bahkan di kampung kita banyak yang jadi korban karena jalan berlubang, khususnya ibu-ibu yang mengantar anaknya pergi ke sekolah,” kata Rahmat, salah satu perwakilan massa Kampong Seberang kepada Hi!Pontianak.
Dengan adanya kondisi tersebut, kata Rahmat, masyarakat Kampong Seberang meminta pemerintah segera memperbaiki jalan. “Pemerintah harus segera memperbaiki jalan. Kami juga minta jalan ditinggikan karena kerap terendam banjir,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Ketika banjir warga susah melintas. Bahkan harus merogoh uang hingga Rp 100 ribu per hari,” timpalnya.
Rahmat mengungkapkan, titik jalan yang rusak parah mulai dari depan Jembatan Kapuas hingga Sungau Dangku, bahkan Desa Simba Raya. “Ruas jalan ini yang parah, jaraknya kurang lebih 3 kilometer,” katanya.
Ia juga menyinggung janji Gubernur Kalbar terkait perbaikan ruas jalan provinsi di Sintang, khususnya ruas jalan Mensiku di Kampong Seberang.
“Soal janji-janji itu, seperti yang dituliskan masyarakat melalui spanduk bahwa itu merampot, ya memang benar. Ngampor (bohong-red) bahasa kita di sini. Karena sampai sekarang belum ada realisasi di daerah kita di sini,” bebernya.
“Namanya jalan provinsi, tapi bukan dari titik nol mereka mengerjakan. Dari ujung mereka mengerjakannya. Sementara mereka mengangkut material melewati kampung kita, jalan kita rusak, tapi tidak diperbaiki. Sehingga masyarakat resah,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, untuk di bagian hilir, jembatan nyaris roboh tak kunjung diperbaiki. “Ibu-ibu lewat juga susah. Ndak ada perhatian sama sekali. Statemen pemerintah apa pun itu tidak ada,” tuturnya.
Terkait syarat agar blokir jalan dibuka, Rahmat meminta agar tuntutan warga Kampong Seberang ditepati dan dilaksanakan.