Keluarga Sempat Teriak Saat Tahu Sertu Ambrorius Gugur di Papua Barat

Konten Media Partner
4 September 2021 20:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lunia Ensunai dan anaknya Erma Suryani di dekat peti jenazah  Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Kodim Sintang. (Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
zoom-in-whitePerbesar
Lunia Ensunai dan anaknya Erma Suryani di dekat peti jenazah Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Kodim Sintang. (Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
ADVERTISEMENT
Hi! Sintang – Kedatangan jenazah Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Bumi Senentang, Sabtu sore 4 September 2021, disambut isak tangis dan kesedihan pihak keluarga dan warga Ketungau, yang datang langsung ke Kodim Sintang.
ADVERTISEMENT
Almarhum Sertu Anumerta Ambrosius, merupakan warga Dusun Kedembak Merakai, Desa Senangan Kecil, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman merupakan prajurit TNI AD berasal dari Denma Brigif 22/Ota/Manasa, Kodam XIII/Merdeka, Provinsi Gorontalo. Dia dikirim bertugas ke Pos Koramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan.
Erma Suryani, kakak sepupu Sertu Anumerta Ambrosius mengungkapkan, selama yang bersangkutan bertugas di Papua Barat, komunikasi terjalin lancar. “Kami biasa video call. Karena, beliau sebelum bertugas ke Papua ketika di Sintang selalu menyempatkan main ke rumah,” kata Erma.
Pihak keluarga dan warga Ketungau yang hadir saat kedatangan jenzah Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Kodim Sintang.(Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
Ia mengatakan, komunikasi terakhir dengan Ambrosius sekitar bulan Juni 2021. “Tanggal 6 Juni dia masih telepon atau video call. Memang, dia kalau dengan saya sudah seperti saudara kandung, meskipun kami ini sepupu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Kemudian, mama saya dekat dengan semua keluarga yang menjadi TNI dari Ketungau. Rumah kami memang kerap dikunjungi mereka. Misal kalau mereka mau singgah atau sekedar numpang mandi. Bahkan, kalau mereka pergi bertugas, motor ditinggal di rumah kita. Karena rumah kita dekat dengan Korem 121/Abw,” sambungnya.
Selain itu, ketika ada warga Ketungau yang ingin mengikuti tes masuk TNI, apakah itu di Sintang, Pontianak, maupun Singkawang, juga selalu datang ke rumah. “Makanya, ketika menerima kabar Ambrosius meninggal di Papua, saya sendiri sempat teriak. Karena memang almarhum lumayan dekat dengan kita,” ucapnya mengenang sosok Ambrosius.
Upacara penyambutan jenazah Sertu Anumerta Ambrosius Apri Yudiman di Kodim Sintang.(Foto: Yusrizal/Hi! Pontianak)
Selama mengenal almarhum, ia mengatakan, yang bersangkutan memang agak tertutup. “Tapi kalau dengan saya, bisa lebih terbuka. Karena memang, saya sendiri dengan teman-teman dan keluarga yang lulus jadi tentara itu lumayan dekat. Bahkan sampai masalah punya pacar, mereka cerita ke saya. Termasuk almarhum ini,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Andreas, pihak keluarga lainnya mengatakan, sebelum almarhum berangkat tugas ke Papua, dirinya sempat menyampaikan pesan. “Di sana kan wilayah konflik. Pesan saya, jadikan senjatamu istrimu. Tidurpun selalu dibawa. Saya minta dia selalu waspada. Cuma kita kan ndak tau, kapan maut menjemput,” ucapnya.
Mewakili keluarga besar, ia mengucapkan terima kasih pada pemerintah lewat TNI yang telah memulangkan Sertu Anumerta Ambrosius hingga ke Kabupaten Sintang. “Meskipun tiba dalam menyakitkan, kami tetap mengucapkan terima kasih. Dalam doa saya, seharusnya dia pulang membawa pangkat. Tapi dia pulang membawa mayat dia sendiri,” ucapnya.
Di kesempatan itu, Andreas yang juga Ketua Gempong (Kumpulan) Ketungau menyampaikan pernyataan sikap. Salah satunya meminta tindak tegas terhadap kelompok separatis.