Kepala BNN: Tak Ada Kartel di Sini, yang Bilang Ada Kebanyakan Nonton Netflix

Konten Media Partner
6 Juni 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Petrus Reinhard Golose, saat berkunjung ke Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Petrus Reinhard Golose, saat berkunjung ke Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Petrus Reinhard Golose, dalam kunjungan kerjanya ke Pontianak menegaskan, tak ada jaringan bandar atau kartel narkoba di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, orang yang menyebutkan ada bandar besar di Indonesia, adalah orang-orang yang banyak menonton serial di Netflix. Padahal, kata Golose, pelaku yang mengaku sebagai kurir, itulah jaringan dari para sindikat narkoba.
“Narkotika di Indonesia tidak ada kartel. Jadi, jangan kita banyak nonton Netflix, kita merasa bahwa di Indonesia ini seakan-akan ada kartel. Tapi yang rawan adalah pelaku. Dia juga korbannya, sehingga ada kalanya kalau ditanya, seakan-akan kurir, padahal dia pelaku sebagai jaringan itu sendiri, sehingga membutuhkan ketelitian penyidik,” jelas Golose, Selasa, 6 Juni 2023.

Miskinkan Pengedar Narkoba

Dalam hal ini, mereka yang berbisnis narkoba, juga melakukan tindak pidana pencucian uang khusus narkotika. Hal tersebut menjadi atensi pihak terkait untuk memiskinkan para pelaku pengedar naroktika.
ADVERTISEMENT
“Narkotika ini jangan terjebak dengan bandar atau kurir, tapi mereka adalah jaringan. Mereka mempersiapkan dari negara lain, kemudian eksekusi bisa dari negara lain. Itu perencanaannya bisa dari negara lain. Kemudian kontrolnya bisa dari negara lain, dan produksinya juga dari negara lain,” ucapnya.
“Contoh sabu yang ada di sini, karena di Indonesia tidak punya tanaman ephedra, jadi pembuatannya dari negara lain. Memang ada juga kitchen lab, itu dapur. Tapi produksi seperti ini membutuhkan plan dan superlab untuk pembuatan ini. Sehingga tidak ada satu institusi pun yang bisa bekerja sendiri. Kita juga perlu bantuan dari rekan-rekan,” tukasnya.