Konten Media Partner

Kisah AKP Syarif Muhammad Jadi Asisten Ajudan Presiden Selama 7 Tahun

28 Oktober 2022 12:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyematkan tanda pangkat kepada AKP Syarif M Fitriansyah. Foto: Dok Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyematkan tanda pangkat kepada AKP Syarif M Fitriansyah. Foto: Dok Istimewa
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Di Kalimantan Barat, banyak sosok pemuda yang menginspirasi dan memotivasi anak-anak muda. Dia adalah AKP Syarif Muhammad Fitriansyah.
ADVERTISEMENT
AKP Syarif Muhammad Fitriansyah atau akrab disapa Iyan merupakan asisten ajudan Presiden asal Pontianak yang telah mengabdi selama 7 tahun. Perjalanan menjadi asisten ajudan orang nomor satu di Indonesia itu tidaklah mudah, banyak hal yang dilalui dan dikorbankannya.
Pria kelahiran tahun 1991 ini menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 2, Pontianak. Ia juga meneruskan Sekolah Menengah Pertama di Pontianak, yakni SMP Negeri 3. Saat duduk di bangku SMP, Iyan justru ditinggal oleh sang ayah untuk selamanya.
"Tahun 2006 itu, tahun titik balik saya, yang di mana ayah saya almarhum meninggal dunia. Jadi saya SMP kelas 3 waktu itu mau ujian akhir nasional," katanya dalam kegiatan Dialog Pemuda Kalbar yang digelar Rabu, 26 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
"Dulu ayah saya mengajarkan untuk membangun kota Pontianak, saya diarahkan kalau kamu bisa menjadi insinyur, menjadi insinyur yang baik. Jadi saya diarahkan untuk menjadi teknik sipil, kalaupun tidak teknik sipil diarahkan menjadi seorang dokter," sambungnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP 3, Iyan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara di Magelang dengan jalur beasiswa. Ia mengatakan, pilihan itu dipilihnya karena dirinya tidak ingin memberi beban kepada sang ibu yang baru saja ditinggal oleh orang tercinta.
"Saya berusaha memberikan yang terbaik untuk ibu, jangan sampai keberadaan saya memberatkan ibu. Sehingga saya daftar di Magelang, SMA Taruna Nusantara dengan jalur beasiswa. Ketika itu pendaftar ada 30 dari Kalbar, lalu yang beasiswa hanya dipilih satu orang. Alhamdulilah saat itu saya dikirim beserta teman saya, dari 30 pendaftar hanya saya dan teman saya yang ke sana," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus, Iyan sempat ingin meneruskan cita-cita mendiang sang ayah menjadi seorang insinyur atau dokter. Namun pandangannya berubah ketika lulus dari Taruna Nusantara. Ia tiba-tiba ingin menjadi seorang abdi negara.
"SMA Taruna Nusantara mengajarkan saya bagaimana wawasan kebangsaan, kenusataraan, wawasan kepemimpinan yang di mana saya harus menjadi abdi negara. Di situlah saya memutuskan untuk menjadi seorang abdi negara," ujar Iyan.
AKP Syarif Muhammad Fitriansyah, asisten ajudan Presiden. Foto: Instagram @syrfxvii
Sebelum masuk Akpol, Iyan pernah mendaftar di TNI Darat sebanyak 2 kali dan Laut sekali, namun gagal. Kegagalannya itupun tak membuat ia menyerah dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Akpol Semarang.
"Dari situ (kegagalan) saya belajar harus ada poin-poin yang memang saya kurang harus perbaiki, sehingga saya tidak boleh putus asa. Sempat depresi, telepon ibu saya, saya bilang pengin pulang ke Pontianak saya tidak kuat. Tapi ibu saya beri motivasi, lagi-lagi motivasi orang tua yang selalu memberikan semangat ke saya agar tidak mudah menyerah, Kamu masih muda, masih bisa melakukan apa pun kata ibu saya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tahun 2012 Iyan lulus dari Akpol, ia pun melanjutkan kuliah Strata 1 (S1) di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). "Lalu saya ditempatkan pertama di NTT, lalu ditempatkan lagi di Jakarta, nah di Jakarta saya mengambil S2 di Universitas Indonesia (UI)," terang Iyan.
Ia pun menceritakan perjalanannya hingga menjadi asisten ajudan presiden Indonesia. Mulanya ia tidak kepikiran untuk menjadi seorang asisten ajudan Presiden. Hingga pada awal tahun 2016, saat itu ada surat dari Mabes Polri, di mana Iyan diperintahkan untuk mengikuti tes asisten ajudan Presiden yang diselenggarakan oleh Mabes Polri.
"Tahun 2016 setelah menikah, saya dipanggil dari Mabes diperintahkan untuk mengikuti asisten ajudan Presiden. Saya tidak pernah mendengar asisten ajudan Presiden, yang saya pernah dengar adalah ajudan Presiden. Ajudan Presiden itu sesuai dengan peraturannya berpangkat Kolonel atau Kombes," katanya.
ADVERTISEMENT
"Saya sempat labil ambil atau tidak. Saya diskusikan dengan ibu saya. Ibu saya bilang kesempatan tidak datang dua kali. Oke itu berarti sudah amanah, akhirnya saya ambil, Alhamdulilah saya terpilih," timpalnya.
Ia pun menjelaskan pekerjaan dan tugas yang dilakukan sebagai seorang asisten ajudan Presiden. Aturan mengenai keajudanan yang melekat pada Presiden, Wakil Presiden dan atau istri atau suami Presiden dan Wakil Presiden yang tertera di dalam Peraturan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Nomor 12 Tahun 2016.
"Tugas asisten ajudan Presiden membantu ajudan yang di mana tugasnya sehari-hari membantu secara administrasi Presiden," tuturnya.
Di Hari Sumpah Pemuda ke-94, Iyan berharap anak-anak muda khususnya di Kalbar dapat meraih mimpi-mimpi yang diinginkan dan dapat menjadi kebanggaan untuk daerah maupun negara.
ADVERTISEMENT
"Teruslah bermimpi. Mimpi inilah yang menjadi flashback kita, introspeksi kita, bagaimana cara kita meraih mimpi. Tiap hari, tiap malam kita harus berkaca diri apa sih yang harus kita penuhi. Banyak yang bisa diraih," pungkasnya.