Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Kisah Bara dan Arang, 2 Orang Utan yang Diselamatkan dari Karhutla
18 September 2019 12:32 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Dua orang utan bernama Bara (jantan) dan Arang (betina) berhasil diselamatkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Kedua orang utan ini ditemukan berada di atas pohon, di tengah lahan yang sudah terbakar, oleh staf Yayasan IAR Indonesia saat patroli kebakaran. Keduanya diperkirakan berusia sekitar 20 tahun. Diketahui, Yayasan IAR Indonesia merupakan sebuah pusat rehabilitasi satwa.
Melihat kondisi hutan yang sudah habis terbakar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang bersama Yayasan IAR Indonesia, memutuskan untuk segera mengevakuasi Bara dan Arang.
Tim penyelamat segera bergerak cepat, dan dalam tempo kurang dari 1 jam, Bara dan Arang dibius lalu diamankan di dalam kandang transportasi. Ketika diselamatkan, kondisi kedua orang utan ini mengalami dehidrasi, bahkan ditemukan juga peluru senapan angin di muka salah satu orang utan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua Yayasan IAR Indonesia, Tantyo Bangun, mengatakan penyelamatan orang utan di tengah lahan yang terbakar ini menjadi bukti karhutla dalam skala sebesar ini turut mengancam eksistensi keanekaragaman hayati, termasuk orang utan. Orang utan yang selama ini sudah menghadapi ancaman perburuan dan pembukaan lahan, sekarang harus juga menghadapi ancaman kebakaran.
"Berdasarkan pengalaman kami dari kasus kebakaran hutan pada tahun 2015, efek kebakaran ini akan terasa bahkan sampai 1 tahun pasca-kebakaran. Akan banyak sekali orang utan yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran ini. Hal ini akan memicu gelombang besar penyelamatan orang utan," ungkap Tantyo, Rabu (18/9).
"Kementerian LHK dan Yayasan IAR Indonesia serta pusat penyelamatan orang utan lainnya, bisa kewalahan menghadapi gelombang tersebut, dan jika hal ini terus terjadi, maka efeknya akan panjang, dan tingkat kerentanan orang utan terhadap kepunahan akan semakin besar," kata Tantyo.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Bara dan Arang masih menjalani observasi dan perawatan lebih lanjut di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orang Utan IAR Indonesia di Ketapang. Kedua orang utan tersebut nantinya akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman, setelah lolos pemeriksaan kesehatan oleh tim medis IAR Indonesia.
Menurut Tantyo, Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) merupakan tempat yang cocok untuk memindahkan kedua orang utan tersebut, karena berdasarkan hasil survei, tingkat keanekaragaman pakan orang utan di dalam kawasan Gunung Palung cukup tinggi, dan status kawasannya sebagai taman nasional akan lebih menjamin keselamatan orang utan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa), M. Ari Wibawanto, mengatakan pihaknya telah merespons pengaduan adanya 7 individu orang utan yang terdampak kebakaran hutan, dan lahan di lanskap Sungai Putri- Gunung Palung.
ADVERTISEMENT
"Balai Tanagupa telah menyiapkan beberapa tempat untuk lokasi translokasi," ungkap Ari.
Ari mengatakan, ada 3 lokasi di kawasan Tanagupa, yang dapat menjadi lokasi translokasi yaitu Batu Barat, Riam Bikinjil, dan Daun Sandar.
"Berkaitan dengan 2 individu orang utan yang telah di-rescue tentu akan kami pastikan dulu kondisi kesehatannya, sehingga 2 individu orang utan tersebut siap untuk ditranslokasi ke kawasan Tanagupa," kata Ari. (hp8)