Kisah Cinta Romantis Rahadi Oesman, Pejuang Kemerdekaan Asal Kalbar

Konten Media Partner
15 Agustus 2021 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahadi Oesman. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Rahadi Oesman. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Rahadi Oesman adalah satu di antara pejuang kemerdekaan yang berasal dari Kalimantan Barat, tetapnya di Ketapang.
ADVERTISEMENT
Di sela kisah heroiknya, Rahadi muda, juga menyisakan kisah romantisme percintaan. Ia meninggalkan seorang gadis, kekasih hatinya, demi membawa berita kemerdekaan Indonesia ke Kalimantan Barat.
Kepada Hi!Pontianak, budayawan dan pemerhati sejarah Kalimantan Barat, Syafaruddin Dg Usman, mengungkapkan kisah romantisme Rahadi Oesman dan sang kekasih tersebut.
"Kisah ini merupakan cerita yang selalu dikenang oleh keluarga Rahadi Oesman," kata Syafaruddin, Minggu, 15 Agustus 2021.
Pada suatu senja yang redup menjelang malam, persis di stasiun kereta Jatinegara, ada sepasangan anak muda. Anak muda laki-laki mengenakan baju semacam kepanduan, berkacamata, memiliki postur badan yang tinggi, hidung mancung, berkulit putih, berambut lurus, dan tampan. Sedangkan anak muda perempuan berambut lurus diikat, dan di sisi kiri bajunya terdapat tempelan Palang Merah Putri.
ADVERTISEMENT
Saat itu, keduanya saling melepas, seperti memberikan perpisahan. Anak muda perempuan tersebut terpaku dan menyaksikan kereta yang membawa pasangan laki-lakinya pergi, hingga suara kereta itu tak lagi terdengar.
Laki-laki tersebut adalah Rahadi Oesman, bersama 23 anak Kalimantan lainnya, menaiki kereta senja menuju Tegal. Sesampainya di Tegal, mereka menggunakan kapal Selamat Pakai dan Sri Kayong, untuk berlayar menuju Pontianak, dengan tujuan berjuang melawan sekutu.
"Dalam hati kecilnya, Rahadi Oesman bimbang, karena di seberang sana meninggalkan kekasih hatinya. Sedangkan, di sebarang sana ia membawa misi Republik, untuk membawa berita kemerdekaan, untuk mempropagandakan pengibaran bendera merah putih, dan membentuk Komite Nasional Indonesia daerah Kalimantan Barat. Risiko apapun yang terjadi, Rahadi Oesman harus tetap berjuang," papar Syafaruddin.
ADVERTISEMENT
Di bulan November 1945, ia mendarat di Ketapang, karena pesawat sekutu sudah menembaki mereka. Hingga di Desember 1945, Rahadi Oesman menemui kepala desa setempat, Hj. Abdurrahim dan berdiskusi. Sayangnya, Rahadi Oesman tidak tahu bahwa ada pengkhianatan di dalamnya.
Dini hari, 7 Desember 1945, terjadi penyergapan, setelah Rahadi Oesman menghabisi kapten yang memimpin serangan itu. Sampai akhirnya, Rahadi juga tertembak dan gugur seketika.
"Rahadi adalah salah satu pemuda Kalbar pertama yang mengenyam pendidikan tinggi di universitas. Dia mendalami ilmu farmasi," kata Syafaruddin.
Pada tahun 50-an, ketika Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran melakukan wisuda, sang kekasih hati Rahadi Oesman menunggu di pojok dan bertanya kepada teman-teman Rahadi Oesman. "Kemana Rahadi?" Kemudian Bob Iman Selamet mengatakan, "Rahadi sedang berjuang di seberang, nanti dia akan datang."
ADVERTISEMENT
Beberapa puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2014, sang kekasih hati yang masih menampakkan kecantikannya duduk di bangku paling depan. Ketika itu Syafaruddin Usman sedang berpidato di depan forum, di Gedung Kebangkitan Nasional.
Tak berapa lama, perempuan tersebut menjerit histeris, dengan bahasa Belanda dan berkata kepada Syafaruddin Usman, "Engkau sampai hati meninggalkan aku. Baru sekarang engkau menemui aku," pekik perempuan itu.
Dengan kebingungannya, setelah acara Syafaruddin Usman bertanya kepada panitia, "Siapakah perempuan itu?"
Setelah mereda, beberapa orang yang hadir dalam forum tersebut mengatakan, bahwa perempuan tersebut merupakan kekasih hati dan tunangan dari Rahadi Oesman, yang ditinggalkan Rahadi untuk pergi berjuang.
Pada saat itu, tunangannya baru tersadar, bahwa Rahadi sudah pergi meninggalkannya, untuk Ibu Pertiwi.
ADVERTISEMENT